Siswi SMP di Tapanuli Selatan Jadi Korban Pencabulan Oknum ASN
SinPo.id - Bunga (13), bukan nama sebenarnya, seorang siswi SMP di Tapanuli Selatan menjadi korban rudapaksa. Kasus ini berawal dari memesan kopi di warung milij orangtuanya.
Pelaku, ALS (57), adalah seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan. Pasca kejadian korban hamil.
Ibu dari korban, NS (39), sudah melaporkan peristiwa ini ke Polres Padangsidimpuan.
Kapolres Padangsidimpuan AKBP Dr Wira Prayatna SH, S, IK, MH melalui Kasat Reskrim, AKP Desman Manalu, SH, didampingi Kanit PPA, Brigpol Olivia Karo-karo, ke wartawan, Jumat (22/11/2024) siang menerangkan, awal mula dugaan rudapaksa ini terjadi pada Jumat (24/05/2024) sore lalu.
Saat itu, kata Kasat terlapor (ALS), berkunjung ke Warung kopi milik pelapor (NS) di Padangsidimpuan. Kebetulan, korban yang sedang menjaga Warung. Sejurus kemudian, terlapor meminta korban untuk membuatkan kopi untuk dirinya.
Setelah kopi dibuat dan diletakkan ke depan terlapor, kemudian terlapor langsung menyekap mulut korban dan menariknya ke arah Kamar mandi Warung. Jarak dari meja kopi ke Kamar mandi Warung, kurang lebih 1 Meter.
“Dan pada saat itu, terlapor langsung melakukan rudapaksa terhadap korban. Setelah melakukan aksinya, terlapor mengancam korban agar tak memberitahukan peristiwa tersebut ke siapapun dan memberikan uang sebanyak Rp5 ribu,” jelas Kasat.
Beberapa hari kemudian atau tepatnya pada Selasa 28 Mei 2024 sore lalu, lanjut Kasat, terlapor kembali berkunjung ke Warung kopi dengan modus yang sama. Yaitu, memesan kopi dan setelah kopi disajikan, saat itu juga terlapor memaksa korban mengajak tidur di lantai diduga untuk melakukan rudapaksa.
Kasat menerangkan, terungkapnya peristiwa ini yakni, pada Rabu 6 November 2024 lalu. Saat itu, pelapor merasa curiga melihat perut anaknya. Pelapor bertanya kepada korban, kenapa perutnya semakin membesar. Mendengar pertanyaan pelapor, korban hanya bisa terdiam seribu bahasa.
“Karena hanya diam, pelapor membawa korban ke Puskesmas terdekat untuk diperiksa. Dan saat itu, pihak Puskesmas menerangkan ke pelapor bahwa, anaknya dalam keadaan hamil,” sebut Kasat.
Mendengar pernyataan dari pihak Puskesmas, pelapor langsung datang ke Polres Padangsidimpuan guna membuat laporan Polisi. Berdasarkan laporan tersebut, Penyidik Unit PPA Sat Reskrim Polres Padangsidimpuan melakukan beberapa langkah hukum.
Penyidik, membawa korban ke Rumah Sakit untuk dilakukam visum et repertum (VER). Kemudian, Penyidik melakukan wawancara terhadap pelapor dan korban. Selanjutnya, memintai keterangan dua orang saksi. Saksi pertama, yaitu RPS (16), yang tak lain abang korban.
Di mana, pada awal kejadian dugaan rudapaksa ini, RPS melihat usai korban membuat kopi, terlapor masih berada di Warung. Kemudian, saksi kedua adalah, LS (38). Yang mana, pada hari kali kedua terjadinya dugaan rudapaksa ini, LS juga melihat terlapor sedang minum kopi di Warung milik pelapor.
“Namun begitu, pada saat kejadian dugaan rudapaksa ini, memang tidak ada yang melihat hal tersebut,” urai Kasat.
Usai memintai keterangan saksi, Penyidik mendapatkan hasil VER. Dari hasil VER ini dinyatakan memang benar telah terjadi rudapaksa terhadap korban. Dan dari hasil USG, korban memang benar telah mengandung dengan usia kehamilan lebih kurang 25 minggu.
“Dan, saat ini kita masih melakukan pemanggilan terhadap dokter yang mengeluarkan hasil visum, guna dituangkan ke dalam BAP (berkas acara pemeriksaan). Terhadap kasus ini, masih terus berjalan sekaligus masih melakukan penyelidikan terhadap keberadaan terlapor,” kata Kasat.
Kasat memaparkan, terhadap terlapor, berdasar putusan MK No.21 tahun 2014, sebelum dilakukan penetapan tersangka, maka harus terlebih dahulu diperiksa sebagai saksi. Jadi untuk saat ini, pihaknya sudah melayangkan surat ke Bupati Tapsel sebagai pengantar.
Pihaknya, juga sudah melayangkan surat panggilan kepada terlapor untuk diminta kehadirannya dan diharapkan dapat hadir. Dan kalaupun tidak hadir, tegas Kasat, pihaknya akan terus melakukan pemanggilan, pada Selasa 26 November 2024 mendatang.
“Kalau juga tidak hadir, kita akan lakukan lagi upaya pemanggilan hingga nanti sesuai SOP Penyidikan, (pemanggilan) dengan perintah membawa (paksa),” tegas Kasat menutup.
Di kesempatan yang sama, Waka Polres Padangsidimpuan Kompol Rahman Takdir Harahap, SH, bersama Kasi Humas, AKP K Sinaga, SH, menyatakan, terhadap terlapor,
Penyidik sudah mencoba menjumpainya di kediamannya maupun mencari keberadaannya yang teridentifikasi sebagai oknum ASN di Pemkab Tapsel.
“Tapi, berdasarkan informasi yang kita peroleh, sejak kasus ini dilaporkan oleh orangtua korban, terlapor sudah tidak berada di Rumah. Dan sampai sekarang kita masih mencari dan melakukan penyelidikan untuk memintai keterangan terlapor,” ucap Waka Polres.
Dalam hal ini, kata Waka Polres, Penyidik sudah berusaha maksimal dan akan terus melakukan koordinasi. Baik dengan keluarga korban maupun Pemkab Tapsel, tempat terlapor bekerja.
“Hal ini, untuk memudahkan kehadirannya (terlapor), sehingga bisa diambil keterangannya,” tambah Waka Polres menutup