EKSPOR SAWIT

Pemerintah Optimis Hilirasi Sawit Keluarkan RI dari Middle Income Trap

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 18 November 2024 | 20:36 WIB
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit (SinPo.id/ Dok. PPKS)
Ilustrasi perkebunan kelapa sawit (SinPo.id/ Dok. PPKS)

SinPo.id - Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Dida Gardera sangat yakin, pemanfaatan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan turunannya menjadi biodiesel B100, bisa membuat negara keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah (middle income trap), menuju Indonesia Emas 2045. Kuncinya adalah hilirisasi, salah satunya dengan membuat produk turunan CPO. 

"Kita semua optimis bahwa sawit ini salah satu yang bisa membawa Indonesia menuju Indonesia Emas. Dengan cita-citanya, visi-visinya untuk swasembada pangan, energi, dan juga membawa kita untuk menjadi negara maju. Artinya, keluar dari middle income trap itu kita menjadi negara maju," kata Dida dalam seminar nasional yang digelar oleh Rumah Sawit Indonesia (RSI) di Jakarta, Senin, 18 November 2024.

Dida menjelaskan, kelapa sawit sejak 15-20 tahun silam, telah menjadi primadona kontribusi terhadap perekonomian Indonesia, baik dalam negeri maupun untuk ekspor. 

Untuk saat ini, sudah ada 193 jenis produk turunan kelapa sawit, salah satunya biodiesel. Turunan lainnya, pemerintah telah mencapai B35, berlanjut ke B50 dan B100. Kemudian, juga ada potensi produk turunan kelapa sawit, untuk dijadikan bioavtur atau bahan bakar pesawat.

"Ini perlu kita kembangkan, kemudian bioethanol," kata Dida.

Menurut Dida, peningkatan penggunaan produk kelapa sawit serta turunannya, tak terbatas untuk kedaulatan energi nasional saja, tetapi diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap stabilisasi harga CPO, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dan mengurangi defisit neraca perdagangan melalui pengurangan impor bahan bakar.

Oleh karena itu, Dida menyakini, jika semua produk turunan CPO mampu dikembangkan, bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi kontributor bio fuel tingkat global. 

Untuk bahan bahan baku CPO tersebut, Dida menyampaikan, dengan intensifikasi lahan sawit yang ada, produksi nasional diproyeksikan mampu mencapai 100 juta ton per tahun.

"Ada yang bilang dengan kondisi sekarang saja itu produktivitas bisa mencapai 100 juta ton per tahun. Ini tantangan dan pekerjaan rumah buat kita semua," tukasnya.

Sebagai informasi, pada 2023, total produksi minyak sawit Indonesia mencapai 54,84 juta ton, yang terdiri dari CPO sebesar 50,07 juta ton dan Crude Palm Kernel Oil (CPKO) sebesar 4,77 juta ton.

Untuk capaian ekspor kelapa sawit di 2023 sebesar US$30,32 miliar dengan volume 32,22 juta ton. Adapun, sekitar 10,29 juta ton produksi minyak sawit pada 2023 digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan domestik. 

Nilai itu diperkirakan akan meningkat menjadi 10,5 juta ton pada 2024 dan 11 juta ton pada 2025. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI