Tanggapi Pramono, Ridwan Kamil: Giant Sea Wall Bukan Hanya Proyek Infrastruktur

Laporan: Sigit Nuryadin
Minggu, 17 November 2024 | 22:46 WIB
Ridwan Kamil-Suswono (SinPo.id/Ashar)
Ridwan Kamil-Suswono (SinPo.id/Ashar)

SinPo.id - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) menanggapi tanggapan dari Pramono Anung, calon gubernur nomor urut 03, terkait rencana Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk pembangunan Giant Sea Wall di pesisir Jakarta Utara. 

Menurut RK, proyek ini sangat penting dan sudah menjadi bagian dari program pasangan RIDO (Ridwan Kamil - Suswono).

“Pembangunan di Jakarta harus memenuhi prinsip keadilan sosial, ekonomi, dan lingkungan,” tegas Ridwan Kamil dalam debat ketiga yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, 17 November 2024.

RK pun menekankan, kunci utama dalam pembangunan Giant Sea Wall ialah dialog yang melibatkan masyarakat. Warga dan organisasi masyarakat harus dilibatkan dalam perumusan proyek tersebut untuk memastikan bahwa solusi yang diambil adalah yang terbaik. 

Selain itu, RK juga memiliki visi untuk memperluas kawasan mangrove dan memperkuat tanggul yang sudah ada sebagai bentuk perlindungan berlapis bagi Jakarta.

“Warga harus dilibatkan untuk merumuskan apakah Giant Sea Wall adalah solusi satu-satunya. Kami juga memiliki visi untuk menambah mangrove dan memperluas tanggul yang ada,” ujarnya.

RK menambahkan bahwa Giant Sea Wall ini bukan hanya sekadar proyek infrastruktur, melainkan juga harus menjadi ruang sosial yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, termasuk generasi muda. Ia menekankan pentingnya keadilan tata ruang agar warga pesisir juga merasakan manfaat dari proyek tersebut. 

“Konsep ini bertujuan menghadirkan keadilan tata ruang, agar masyarakat pesisir juga merasakan manfaatnya,” tambahnya.

RK juga melihat proyek Giant Sea Wall sebagai langkah yang dapat mengurangi risiko banjir dan dampak kerugian ekonomi. 

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, kerugian akibat banjir di Jakarta mencapai Rp2,1 triliun per tahun, dengan 200 hingga 300 RW yang masih terdampak setiap tahunnya. 

Di sisi lain, upaya mitigasi banjir melalui pembangunan sumur resapan menunjukkan peningkatan, dengan tercatat ada 29.833 titik sumur resapan di Jakarta hingga Desember 2023.

Selain risiko banjir, Jakarta juga menghadapi tantangan penurunan tanah rata-rata 3,9 cm sepanjang 2023 dan masih ada 35% warga yang menggunakan air tanah, menurut data Sistem Data Informasi Geologi dan Air Tanah serta PAM Jaya.

RK berharap dialog dengan warga serta pengembangan proyek Giant Sea Wall yang berkesinambungan dapat membantu menanggulangi masalah banjir serta memperkuat ketahanan lingkungan ibu kota.

Adapun debat ketiga Pilkada Jakarta 2024 ini mengangkat tema Lingkungan Hidup dan Tata Kota, dengan enam sub tema yang meliputi penanganan banjir, penataan permukiman, penurunan emisi dan polusi udara, transisi energi terbarukan, pengelolaan sampah, ketersediaan air bersih, serta kota layak huni dan penataan ruang terbuka hijau.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI