Prabowo Bicara di APEC CEO Summit 2024: Masa Depan Ekonomi Kawasan Pasifik Cerah

Laporan: Tim Redaksi
Jumat, 15 November 2024 | 18:44 WIB
Presiden Prabowo Subianto (kiri). (SinPo.id/Tim Media)
Presiden Prabowo Subianto (kiri). (SinPo.id/Tim Media)

SinPo.id - Presiden RI Prabowo Subianto menjadi Keynote Speaker dalam acara APEC CEO Submit 2024 yang diselenggarakan di Gran Teatro Nacional, Peru pada Kamis, 14 November 2024.

APEC CEO Summit 2024 dengan mengusung tema “People, Business, Prosperity” Prabowo menyampaikan sejumlah poin penting yang berkaitan dengan hal tersebut.

Prabowo mengatakan bahwa rakyat yang berada di kawasan pasifik adalah rakyat yang menempati kawasan paling dinamis di dunia karena berpotensi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi.

“Menurut saya, kawasan Pasifik adalah salah satu kawasan paling dinamis di dunia. Pertumbuhan ekonomi, potensi pencapaian teknologi, demografi, sumber daya yang tersedia di Pasifik, kawasan Indo-Pasifik, semuanya menunjukkan masa depan ekonomi yang cerah bagi semua,” jelas Prabowo.

Ia melanjutkan, perdamaian dan kesejahteraan di dunia ini turut serta didorong oleh aktivitas ekonomi, oleh peran komunitas bisnis, pengusaha, dan industri.

“Tanpa partisipasi dinamis dari sektor ekonomi, pada dasarnya kita tidak akan dapat mencapai pertumbuhan dan kesejahteraan. Tanpa pertumbuhan, kita tidak akan dapat mengentaskan kemiskinan, kita tidak akan dapat menciptakan lapangan kerja yang relevan,” ujarnya.

Prabowo, sebagai orang yang berpengalaman menjadi pengusaha, menilai bahwa dunia usaha memerlukan kepastian sistem hukum dalam iklim ekonomi yang menguntungkan. Oleh karena itu, sebuah negara dan kawasan harus memiliki iklim politik, stabilitas, keamanan, dan insentif yang menguntungkan bagi pebisnis.

“Saya percaya bahwa kesejahteraan hanya dapat datang dari perdamaian. Perdamaian datang dari pengertian. Pengertian datang dari keterlibatan dan negosiasi,” kata Prabowo.

Di kesempatan yang sama Prabowo menyatakan bahwa semua hal itu bisa dicapai melalui kolaborasi, keterlibatan, komunikasi, negosiasi.

“Saya selalu memilih jalur kolaborasi, keterlibatan, komunikasi, negosiasi. Sebagai sebuah negara, ya, kita harus menegakkan dan hidup berdasarkan hukum umum, aturan internasional, tetapi kita juga harus memiliki pemahaman bersama tentang kepentingan semua orang,” imbuhnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI