Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Rendah, DPR: Dampak dari Lesunya Perekonomian Nasional

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 10 November 2024 | 08:48 WIB
Anggota Komisi XI DPR RI Ketua Anis Byarwati (SinPo.id/EMedia DPR)
Anggota Komisi XI DPR RI Ketua Anis Byarwati (SinPo.id/EMedia DPR)

SinPo.id - Anggota Komisi XI DPR RI Ketua Anis Byarwati mengatakan, rendahnya pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III-2024 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), merupakan dampak dari lesunya perekonomian nasional.

Menurutnya, selama Triwulan III-2024, Industri Pengolahan yang memiliki peran dominan terhadap perekonomian Indonesia hanya mampu tumbuh sebesar 4,72 persen.

"Artinya, manufaktur sudah melambat sepanjang triwulan ini,” kata Anis dalam keterangan persnya, dikutip Minggu 10 November 2024.

Ia menyebut dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen PK-LNPRT sebesar 11,69 persen, diikuti Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 9,09 persen, Komponen PMTB sebesar 5,15 persen. Namun pertumbuhan ekonomi tetap melambat.

“Hal ini tergambar dari sisi komponen konsumsi Rumah Tangga hanya tumbuh sebesar 4,91 persen jika dibandingkan dengan dua triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,93 persen dan 5,05 persen,” ungkapnya.

Anis menjelaskan, mesin utama perekonomian Indonesia yang menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar selama ini, seperti konsumsi rumah tangga dan industri manufaktur, melambat secara signifikan sepanjang triwulan III tahun 2024.

Hal itu disebabkan oleh melorotnya daya beli masyarakat yang cukup signifikan dan tergerusnya kelas menengah yang selama ini menjadi penopang konsumsi.

Kemudian kinerja industri manufaktur telah mengalami perlambatan selama empat bulan berturut-turut, dimulai sejak Juli 2024 dan berlanjut hingga Oktober 2024. Terakhir, pada Oktober, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada pada level 49,2 alias posisi kontraksi.

Oleh karena itu, Anis berharap Pemerintahan baru di bawah Kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, dapat segera menata kembali sektor industri manufaktur sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI