Demokrat Siaga Jika Trump Deklarasi Kemenangan Dini

Laporan: Khaerul Anam
Minggu, 03 November 2024 | 04:37 WIB
Kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, dan kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris. (SinPo.id/ AP)
Kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, dan kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris. (SinPo.id/ AP)

SinPo.id - Demokrat sedang mempersiapkan strategi untuk merepons jika Donald Trump mencoba mengumumkan kemenangan pemilu sebelum pengumuman resmi, seperti yang dilakukannya pada 2020. Strateginya, Demokrat berencana membanjiri media sosial dan media penyiaean dengan seruan agar masyarakar tetap tenang dan sabar menunggu hasil resmi penghitungan suara.

Hal itu diungkap oleh pejabat kampanye dan partai Harris kepada Reuters.

Kandidat Partai Republik tersebut menyampaikan kepada wartawan minggu ini bahwa ia berharap dapat mengumumkan kemenangannya pada Hari Pemilihan. Namun, para ahli pemilu mengingatkan bahwa hasil akhir biasanya membutuhkan waktu beberapa hari untuk diumumkan, terutama jika ada permintaan penghitungan ulang suara di wilayah-wilayah kunci. Saat ini, Trump tengah bersaing ketat dengan rivalnya dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

Pemenang pemilu di Amerika Serikat biasanya diumumkan oleh media besar yang menganalisis hasil suara. Meski ada kandidat yang mengumumkan kemenangan sebelum pengumuman resmi dibuat, tindakan ini jarang dilakukan kecuali sudah ada kejelasan tentang siapa pemenangnya.

"Kami sangat siap jika dia melakukannya dan, jika kami tahu bahwa dia benar-benar memanipulasi pers dan berusaha memanipulasi konsensus rakyat Amerika ... kami siap untuk menanggapinya," kata Harris dalam sebuah wawancara dengan ABC pada Rabu.

Harris tidak memberikan informasi detil tentang persiapan tersebut, tetapi enam pejabat Partai Demokrat dan tim kampanye Harris menyatakan bahwa mereka akan segera menanggapi klaim kemenangan awal Trump lewat opini publik. Mereka berencana akanmemanfaatkan media sosial dan siaran televisi untuk mendesak agar semua suara dihitung sebelum ada pengumuman kemenangan.

“Begitu Trump membuat klaim kemenangan yang salah, kami sudah siap untuk tampil di televisi dan menyampaikan kebenaran, serta memanfaatkan jaringan luas orang-orang berpengaruh untuk melawan,” ungkap seorang pejabat tinggi dari Komite Nasional Demokrat dalam sebuah wawancara.

Seorang pejabat senior dari tim kampanye Harris menyatakan pada Jumat bahwa mereka "sangat memperkirakan" bahwa Trump akan mengklaim kemenangan secara keliru pada malam Selasa, sebelum seluruh suara dihitung tuntas.

"Dia pernah melakukan ini sebelumnya dan gagal. Jika dia mencoba lagi, hasilnya akan sama," kata pejabat tersebut.

Pada 2020, Trump menyatakan diri sebagai pemenang pada dini hari setelah Hari Pemilihan, tiga hari sebelum jaringan televisi pertama mengumumkannya. Akhirnya, ia kalah dari Joe Biden, lawan dari Partai Demokrat. Meskipun demikian, ia tidak pernah mengakui hasil tersebut dan terus mengklaim terjadinya kecurangan dalam penghitungan surat suaranya.

Steve Bannon, salah satu sekutu terdekat Trump, menyatakan bahwa Trump seharusnya segera mengumumkan kemenangannya.

"Ia seharusnya maju dan berkata, 'Hei, saya memenangi (pilpres) ini,’” kata Banon kepada reporter New York Times pada Selasa. Ia baru saja dibebaskan dari penjara federal, setelah menjalani hukuman empat bulan karena menolak memenuhi panggilan pengadilan kongres terkait serangan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol.

Tim kampanye Trump menyampaikan kepada Reuters bahwa kandidat dari Partai Republik tersebut akan memastikan semua suara diperjuangkan hingga proses pemungutan suara selesai. Namun, mereka tidak menjawab secara langsung mengenai rencana Trump untuk mendeklarasikan kemenangan lebih awal sebelum pemungutan suara berakhir.

Bill Bean, seorang donatur Trump yang kadang mengkritik mantan presiden itu, mengatakan kepada Reuters bahwa ia berharap baik Harris maupun Trump menang dengan selisih suara yang signifikan agar hasilnya dapat diterima masyarakat.

Deklarasi kemenangan Trump pada 2020 menuai kecaman dari Demokrat dan sejumlah tokoh Partai Republik terkemuka. Pasar merespons dengan tenang, indeks saham utama mengalami sedikit kenaikan dalam beberapa hari setelah pemilu.

Namun kali ini bisa saja berbeda. Dalam beberapa tahun terakhir, mantan presiden itu telah memperkuat dominasinya atas Partai Republik, membuat banyak tokoh konservatif berpengaruh cenderung lebih siap mendukung klaimnya, menurut beberapa ahli strategi politik.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI