Serangan Udara Israel Tewaskan Tiga Jurnalis di Lebanon Selatan

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 31 Oktober 2024 | 10:09 WIB
Wisma tamu Hasbaya tempat tiga jurnalis tewas dalam serangan Israel. (SinPo.id/AP)
Wisma tamu Hasbaya tempat tiga jurnalis tewas dalam serangan Israel. (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Serangan udara Israel di Lebanon Selatan telah menewaskan tiga orang jurnalis. Serangan tersebut dilaporkan menghantam wisma tamu di Hasbaya tempat mereka menginap.

Adapun wartawan yang tewas yakni, operator kamera Ghassan Najjar dan insinyur Mohamed Reda dari outlet berita pro-Iran Al-Mayadeen, serta operator kamera Wissam Qassem yang bekerja untuk Al-Manar milik Hizbullah.

"Ini adalah kejahatan perang," kata Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary. Dilansir dari The Independent, Kamis 31 Oktober 2024.

Menurut koresponden senior Al Jazeera English, Imran Khan, yang termasuk di antara wartawan di wisma tamu Hasbaya Village Club, mengatakan serangan udara itu terjadi sekitar pukul 3:30 pagi tanpa peringatan.

"Mereka hanya wartawan yang sedang tidur di tempat tidur setelah seharian meliput konflik," tulisnya di media sosial, seraya menambahkan bahwa ia dan timnya tidak terluka.

Padahal, wilayah Hasbaya merupakan wilayah yang cukup aman dan terhindar dari berbagai kekerasan akibat konflik yang terjadi di sepanjang perbatasan, sehingga banyak wartawan yang menginap di wilayah tersebut.

Diketahui, berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan Lebanon, 11 wartawan telah tewas dan delapan lainnya luka-luka sejak baku tembak dimulai di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel pada awal Oktober 2023. 

Pada bulan Oktober, penembakan Israel di Lebanon selatan menewaskan videografer Reuters Issam Abdallah dan melukai wartawan lain dari kantor berita internasional Prancis, Agence France-Presse, dan TV Al Jazeera Qatar.

Kemudian di bulan berikutnya pada November 2023, dua wartawan untuk TV Al-Mayadeen tewas dalam serangan pesawat nirawak.

Israel bahkan menuduh wartawan Al Jazeera sebagai anggota kelompok militan, dengan mengutip dokumen yang ditemukannya di Gaza. Namun media tersebut membantah klaim Israel, dan menyebutnya sebagai upaya untuk membungkam beberapa wartawan yang tersisa di Gaza.

"Israel telah berulang kali membuat klaim serupa yang tidak terbukti tanpa memberikan bukti yang kredibel," kata Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) dengan menambahkan bahwa 128 wartawan telah tewas di Gaza sejak perang dimulai.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI