Menhub Targetkan Tiket Pesawat Turun Sebelum Nataru 2025

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 30 Oktober 2024 | 19:57 WIB
Maskapai Garuda Indonesia (SinPo.id/Garuda Indonesia)
Maskapai Garuda Indonesia (SinPo.id/Garuda Indonesia)

SinPo.id - Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi menargetkan harga tiket pesawat akan turun sebelum perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Namun, Kemenhub masih menunggu hasil kerja dari Satuan Tugas (Satgas) Penurunan Tiket Pesawat. 

"Harapannya sebelum Nataru ini kita sudah bisa dapat hasil dari Satgas. Yang tentunya semangatnya bahwa tadi ada Satgas Penurunan Tiket itu memang kita juga pastinya akan terus kelola," kata Dudy di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Rabu, 30 Oktober 2024.

Adapun Satgas yang dibentuk pada Juli 2024 lalu oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), serta Kementerian/ Lembaga (K/L) terkait, sebagai upaya untuk menciptakan harga tiket pesawat lebih efisien di Indonesia.

Sebab, harga tiket pesawat di Indonesia tercatat paling mahal di urutan kedua di dunia, hanya kalah dari Brasil. Sedangkan di ASEAN, Indonesia adalah negara yang rata-rata harga tiket pesawatnya paling mahal.

Kareba itu, Satgas bertugas mengkaji ulang beberapa komponen harga tiket pesawat. Seperti relaksasi bea impor suku cadang, penurunan harga avtur, menghitung ulang pajak, serta review cost rute penerbangan.

Dudy menambahkan, saat ini rencana penurunan tiket pesawat tengah dibahas di Kemenko Perekonomian. "Kami masih menunggu dari Kemenko Perekonomian untuk hasil dari Satgas itu," ucapnya. 

Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memastikan, akan terus mengelola kinerja Satgas, agar dapat menciptakan harga tiket yang ekonomis, kompetitif, serta terjangkau oleh masyarakat. Kendati Kemenko Marves telah dihapuskan di era Presiden Prabowo Subianto saat ini. 

"Bagaimanapun, kemudahan, kenyamanan, dan juga nilai ekonomi bagi masyarakat itu juga kita utamakan," kata AHY. 

Menurut AHY, jika pemerintah ingin menciptakan kemajuan dan pertumbuhan ekonomi khususnya di daerah-daerah di Indonesia, maka biaya transportasi ke depannya harus semakin efisien.

"Kalau kita ingin ekonomi lebih maju, lebih tumbuh di berbagai daerah, transportasinya termasuk biaya seseorang dari dan ke suatu daerah termasuk barang, itu harus semakin efisien," ujar AHY.

Sedangkan jika biaya transportasi masih terlampau tinggi, maka akan berpengaruh, tak hanya pada mobilitas masyarakat dan barang, tapi juga terkait dengan produktivitas.

"Karena kalau masih terlampau tinggi, nah ini akan sangat berpengaruh pada bukan hanya pergerakan tetapi juga pada produktivitas. Di sini yang tentu kita akan kawal ke depan," kata AHY.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI