Ratusan Orang Tewas Akibat Badai Tropis Trami di Filipina
SinPo.id - Jumlah korban tewas dan hilang dalam banjir besar dan tanah longsor yang disebabkan oleh Badai Tropis Trami di Filipina telah mencapai hampir 130 orang, dan banyak orang membutuhkan pertolongan di daerah yang masih terisolasi.
Menurut badan tanggap bencana pemerintah Filipina, jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena banyaknya laporan orang hilang yang masuk dari daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos mengatakan, curah hujan yang luar biasa besar akibat Trami, telah membuat pengendalian banjir di provinsi-provinsi yang terkena dampak menjadi kewalahan.
"Airnya terlalu banyak. Kami belum selesai dengan pekerjaan penyelamatan kami. Masalah kita di sini, masih banyak daerah yang terendam banjir dan tidak dapat diakses bahkan oleh truk besar," kata Marcos, dilansir dari Fox News, Minggu, 27 Oktober 2024.
Dalam rapat Kabinet darurat, Marcos menyuarakan kekhawatirannya atas bencana tersebut. Ia juga berencana untuk mulai mengerjakan proyek pengendalian banjir besar yang dapat mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.
Terlebih setiap tahun, sekitar 20 badai dan topan menghantam Filipina, negara kepulauan Asia Tenggara yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Laut Cina Selatan.
Salah satunya, badai Topan Haiyan, yang menerjang Filipina pada tahun 2013, dan merupakan satu di antara siklon tropis terkuat yang pernah tercatat. Badai tersebut menewaskan lebih dari 7.300 orang dan meratakan seluruh desa.