Jumlah Perempuan Korban Konflik Bersenjata Meningkat dalam Setahun Terakhir
SinPo.id - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan
perempuan yang terbunuh dalam konflik bersenjata meningkat dua kali lipat pada 2023.
Lebih dari 600 juta perempuan dan anak perempuan kini terdampak perang, meningkat 50 persen dibandingkan satu dekade lalu.
Hal itu diungkap Sekretaris Jenderal Antonio Guterres. Selama struktur sosial patriarki yang represif dan bias gender menahan separuh masyarakat kita, perdamaian akan tetap sulit diraih," katanya.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang berlangsung selama dua hari dan berakhir pada Jumat 25 Oktober 2024, Sima Bahous, kepala badan PBB yang fokus pada kesetaraan gender, UN Women, menyoroti kurangnya perhatian terhadap suara perempuan dalam upaya mencapai perdamaian.
Ia mengungkapkan ketakutan jutaan perempuan dan anak perempuan di Afghanistan yang kehilangan pendidikan dan masa depan mereka. Selain itu, ia menyampaikan tentang perempuan pengungsi di Gaza yang "menunggu kematian," serta perempuan di Sudan yang menjadi korban kekerasan seksual. Harapan perempuan di negara-negara seperti Myanmar, Haiti, Kongo, wilayah Sahel di Afrika, Sudan Selatan, Suriah, Ukraina, Yaman, dan tempat lainnya juga semakin pupus