PENGELOLAAN TAMBANG MUHAMMADIYAH

Muhammadiyah Bidik Bekas Tambang Adaro-Kideco dan Arutmin

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 19 Oktober 2024 | 13:14 WIB
Ketua Tim Pengelola Tambang Muhammadiyah, Muhadjir Effendy (SinPo.id/ Dok. PMK)
Ketua Tim Pengelola Tambang Muhammadiyah, Muhadjir Effendy (SinPo.id/ Dok. PMK)

SinPo.id - Ketua Tim Pengelola Tambang Muhammadiyah, Muhadjir Effendy mengatakan, pihaknya sudah melakukan survei terhadap tiga tambang bekas Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) yakni Adaro Energy, Kideco, dan Arutmin Indonesia di Kalimantan Timur, yang ditawarkan pemerintah. Namun, Muhammadiyah belum memutuskan tambang mana yang akan digarap. 

"Mengenai mana yang kami pilih dari yang sudah diumumkan Pak Bahlil, sudah kami survei. Kami juga sudah bentuk tim survei internal ke Adaro, Kideco dan Arutmin," kata Muhadjir dalam keterangannya, Sabtu, 19 Oktober 2024. 

Luas lahan bekas PKP2B milik PT Adaro Energy Indonesia Tbk, diketahui mencapai 7.437 hektare (ha), sedangkan lahan eks PKP2B yang dimiliki PT Arutmin Indonesia seluas 22.900 ha. Kemudian, lahan bekas Kideco seluas 13.613 ha.

Muhadjir menjelaskan, survei awal yang dilakukan tim internal Muhammadiyah, mencakup studi geologi, pemetaan, penilaian ekonomi hingga studi lingkungan.

Tahapan survei itu perlu dilakukan sebelum memulai eksplorasi, atau pengembangan tambang. Tujuannya supaya terkumpul informasi dasar yang diperlukan, terkait potensi dan kelayakan area tambang.

Bagi Muhadjir, segala persiapan harus dilakukan dengan baik, karena kemungkinan Muhammadiyah tak hanya menambang satu titik saja. 

"Saya tidak ingin, kami menerima tambang, kemudian yang mengerjakan bukan kami. Nanti akan kami bentuk satu PT, karena ada kemungkinan, kami menambang tidak hanya satu titik. Akan tetapi itu masih perkiraan," imbuhnya.

Menko PMK yang akan memasuki masa pensiun ini menerangkan, survei yang dilakukan melibatkan kalangan internal dosen Universitas Muhammadiyah. Dari sisi sumber daya manusia (SDM), tidak ada masalah. 

Karena, Muhammadiyah memiliki sejumlah universitas yang memiliki program studi pertambangan. Yang bekerja sama dengan perusahaan tambang.

"Kampusnya juga dekat dengan tambang. Misalnya Universitas Muhammadiyah Mataram, dekat Newmont (Amman Mineral). Ada Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, dekat KPC. Dan di Berau, dekat dengan Berau Coal," kata Muhadjir.

Sebelumnya, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah menyiapkan tambang batu bara eks PKP2B milik PT Adaro Energy Tbk, dan PT Arutmin Indonesia untuk dikelola PP Muhammadiyah.

Namun, ada permintaan tambahan lahan tambang batu bara di wilayah lain dari Muhammadiyah.

"Kita kasih Muhammadiyah, kita kasih. Yang kita sudah siapkan itu, Arutmin sama Adaro. Tapi kan ada permohonan untuk ke tempat yang lain. Nanti kita lagi pertimbangkan ya," kata Bahlil, Minggu lalu.

Bahlil belum menyebut wilayah tambang lain yang diminta. "Nah, mintanya sekitar itu. Tapi ada lagi yang dipertimbangkan untuk kasih yang lain lagi," kata Bahlil.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI