Korea Utara Ledakkan Jalan Penghubung ke Korea Selatan

Laporan: Khaerul Anam
Selasa, 15 Oktober 2024 | 20:47 WIB
Siaran televisi menayangkan berita mengenai Korea Utara meledakkan jalan antar-Korea dalam program berita di Stasiun Kereta Api Seoul, Korea Selatan, Selasa, 15 Oktober 2024. (SinPo.id/AP)
Siaran televisi menayangkan berita mengenai Korea Utara meledakkan jalan antar-Korea dalam program berita di Stasiun Kereta Api Seoul, Korea Selatan, Selasa, 15 Oktober 2024. (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Militer Korea Selatan menyatakan bahwa Pyongyang akhirnya meledakkan beberapa ruas jalan yang secara simbolis berfungsi sebagai penghubung dengan Korea Selatan pada Selasa, 15 Oktober 2024. Seoul merespons hal tersebut dengan melakukan "tembakan balasan."

Militer Pyongyang bertekad pada pekan lalu untuk menutup perbatasan selatan secara permanen setelah berbulan-bulan memasang ranjau, dan membangun penghalang anti-tank. Langkah itu dilakukan setelah pemimpin Kim Jong Un menyebut Korea Selatan sebagai "musuh utama" negaranya.

Minggu lalu, Korea Utara menuduh Seoul menggunakan drone untuk menyebarkan selebaran propaganda anti-rezim di Pyongyang. Menanggapi hal itu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan keamanan untuk merencanakan "tindakan militer segera," demikian dilaporkan media pemerintah pada Selasa.

"Korea Utara telah meledakkan beberapa ruas jalan Gyeongui, dan Donghae di utara Garis Demarkasi Militer (DML)," kata Kepala Staf Gabungan pada Selasa, 15 Oktober 2024, merujuk pada infrastruktur antar-Korea yang pernah menghubungkan kedua negara.

"Tidak ada kerusakan pada (infrastruktur) militer kami, dan pasukan kami melakukan serangan balasan di wilayah selatan Garis Demarkasi Militer," tambahnya.

Meskipun jalan-jalan itu telah lama ditutup, para pakar menilai tindakan Kim menghancurkannya adalah upaya untuk mengirim pesan tegas bahwa ia tidak berniat berunding dengan Korea Selatan.

"Ini adalah tindakan militer praktis yang terkait dengan sistem dua negara yang bermusuhan yang sering disebutkan Korea Utara," kata Yang Moo-jin, Presiden Universitas Studi Korea Utara di Seoul, kepada AFP.

Ia memperkirakan bahwa Korea Utara mungkin ingin membangun lebih banyak penghalang fisik di sepanjang perbatasan. Ia juga menambahkan bahwa ledakan di jalan tersebut bisa jadi merupakan "persiapan awal untuk pembangunan tembok-tembok tersebut."

Militer Korea Selatan merilis rekaman video yang menunjukkan tentara Korea Utara berseragam militer sedang memasang sesuatu yang mirip dengan kamera di tripod. Tak lama setelah itu, terjadi ledakan besar yang menghancurkan beberapa bagian jalan Gyeongui.

Ledakan yang terjadi di tengah hutan yang rimbun itu diikuti oleh munculnya asap tebal. Rekaman lain, yang tampaknya diambil setelah ledakan, menunjukkan ekskavator sedang menggali, sementara warga Korea Utara berseragam militer tampak sedang bekerja, dan truk-truk besar berwarna merah tiba di lokasi.

Militer Seoul juga merilis rekaman terpisah yang memperlihatkan Korea Utara meledakkan sebagian jalan Donghae, di pantai timur.

Kim Yo Jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mengancam pada Selasa, 15 Oktober 2024,  bahwa negara tersebut memiliki "bukti jelas" yang menunjukkan bahwa militer Seoul berada di balik serangan pesawat nirawak baru-baru ini di Pyongyang dan menyatakan akan memberikan balasan.

"Kami memperoleh bukti jelas bahwa gangster militer (Korea Selatan) adalah pelaku utama," kata juru bicara utama Korea Utara Kim Yo Jong, seraya menambahkan "para provokator harus membayar harga mahal."

BERITALAINNYA
BERITATERKINI