Korsel-Korut Memanas karena Drone, Militer Korsel Bersiaga Penuh

Laporan: Khaerul Anam
Senin, 14 Oktober 2024 | 23:18 WIB
Pos jaga militer Korea Selatan (SinPo.id/AFP)
Pos jaga militer Korea Selatan (SinPo.id/AFP)

SinPo.id - Militer Korea Selatan, Senin, 14 Oktober 2024, menegaskan bahwa mereka berada dalam kondisi "siaga penuh,” setelah Korea Utara menginstruksikan pasukannya di perbatasan untuk bersiap menembak. Ketegangan kedua Korea tersebut semakin memuncak menyusul tudingan bahwa Seoul mengirim pesawat nirawak atau drone ke Pyongyang.

Korea Utara menuduh Korea Selatan menerbangkan drone di atas Pyongyang untuk menyebarkan selebaran propaganda yang berisi "rumor yang menghasut dan sampah." Mereka memperingatkan bahwa penemuan drone lain di wilayahnya akan dianggap sebagai "deklarasi perang."

Militer Seoul sebelumnya membantah terlibat dalam penerbangan drone tersebut. Muncul spekulasi bahwa aksi itu ditengarai dikirimkan kelompok aktivis di Korea Selatan yang acap kali mengirimkan propaganda serta mata uang Amerika Serikat ke Korea Utara, biasanya dengan menggunakan balon.

Korea Utara bersikukuh bahwa Seoul harus bertanggung jawab atas insiden yang dianggap sebagai upaya menyebarkan propaganda. Pyongyang pada Minggu, 13 Oktober 2024, malam mengumumkan telah menginstruksikan delapan brigade untuk "siaga melepaskan tembakan" sebagai respons terhadap situasi yang memanas. Selain itu, negara tersebut juga memperkuat pos pengamatan udara di sekitar ibu kota untuk meningkatkan kesiapan menghadapi potensi ancaman.

"Militer kami memantau situasi dengan saksama dan siap sepenuhnya menghadapi provokasi Korea Utara," kata Lee Seong-joon, juru bicara Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan, dalam jumpa pers.

Pyongyang mengeklaim drone propaganda berhasil menyusup ke wilayah udara ibu kota tiga kali dalam beberapa hari terakhir. Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Kim Jong Un, mengancam akan terjadi "bencana mengerikan" jika teror drone itu terus berlanjut.

Kim Yo Jong pada pernyataan Senin, 14 Oktober 2024 pagi mengatakan bahwa penerbangan drone itu adalah "tantangan jahat yang tidak dapat dimaafkan oleh negara kami.”

Ia mengeluarkan tiga pernyataan berturut-turut yang mendesak militer Korea Selatan mengambil langkah-langkah pencegahan agar tidak terjadi lagi dugaan pelanggaran wilayah udara mereka.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan pada Senin, 14 Oktober 2024, tidak membenarkan atau membantah bahwa militer Seoul bertanggung jawab atas pengiriman drone yang melintasi perbatasan itu. Mereka sebaliknya justru menyebut klaim Korea Utara itu "tidak tahu malu".

"Korea Utara bahkan tidak dapat memastikan asal drone di langit Pyongyang tetapi menyalahkan Korea Selatan… sementara tetap bungkam tentang pengiriman drone ke selatan sebanyak sepuluh kali," kata juru bicara Lee.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI