Penyesuaian Operasional Museum Nasional Indonesia Efektif 15 Oktober 2024

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 14 Oktober 2024 | 02:21 WIB
Museum Nasional Indonesia
Museum Nasional Indonesia

SinPo.id -  Indonesian Heritage Agency (IHA) bersama dengan Museum Nasional Indonesia (MNI) telah menggelar rangkaian acara pembukaan kembali setelah tutup secara operasional untuk publik selama lebih dari satu tahun dan menjalani revitalisasi secara intensif.

Acara ini dibuka dengan sambutan dari Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, Hilmar Farid, yang menekankan pentingnya peran museum dalam melestarikan warisan budaya sekaligus menyebarluaskan pengetahuan kepada generasi mendatang dengan menghadirkan ruang publik yang mampu bergerak dinamis, menjaga relevansi dengan generasi masa kini.

Hilmar Farid juga menyoroti peran baru MNI sebagai standar baru bagi permuseuman di Indonesia dengan fasilitas modern, pameran interaktif, dan pengalaman edukatif mengenai perjalanan peradaban dan budaya bangsa Indonesia yang menyeluruh dan mendalam.

Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia, Ni Luh Putu Chandra Dewi menjelaskan,  sebagai bagian dari upaya menghadirkan pengalaman yang lebih kaya dan berkualitas bagi pengunjung, Museum Nasional Indonesia (MNI) terus melakukan pengembangan fasilitas dan pelayanan yang mencakup penambahan Ruang Anak yang didedikasikan bagi keluarga, pembangunan ragam ruang temporer untuk kegiatan publik, serta perpustakaan, tempat penyimpanan, dan pengelolaan koleksi, hingga laboratorium konservasi yang akan menjadi salah satu yang terlengkap di Asia Tenggara.

Rangkaian perubahan ini merupakan bagian dari perjalanan reimajinasi MNI yang akan terus berjalan secara bertahap hingga tahun 2026. Sebagai bagian dari Indonesian Heritage Agency (IHA), sebuah Badan Layanan Umum (BLU) di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI (Kemdikbudristek), MNI berupaya mewujudkan reimajinasi warisan budaya melalui berbagai perubahan signifikan, termasuk penambahan ruang publik yang lebih inklusif, perbaikan kualitas ruang, serta penciptaan program-program hiburan edukatif yang rutin, seperti layanan operasional museum malam. Agar semua perubahan ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, partisipasi publik melalui penyesuaian tarif masuk museum sangat diperlukan. Dengan penyesuaian ini, MNI dapat dikelola dengan lebih baik, sehingga manfaatnya dapat dirasakan dan berdampak bagi masyarakat secara luas.

Inilah penyesuaian operasional dan tarif masuk pengunjung MNI yang berlaku efektif mulai 15 Oktober 2024:

Hari dan Jam Operasional:

Selasa-Kamis: 08.00 s.d. 16.00 WIB

Jumat-Minggu: 08.00 s.d. 20.00 WIB

Senin dan Libur Nasional Tutup

Harga Tiket:

Wisatawan Domestik

Anak-anak (usia 3-12 tahun) Rp 15.000/orang

Dewasa Rp 25.000/orang

Wisatawan Asing

Anak-anak dan Dewasa Rp 50.000/orang 

Anak-anak usia kurang dari 3 tahun tidak dikenakan tiket

WNA yang menunjukkan KITAS/KITAP dikenakan tarif Wisatawan Domestik

Tiket ImersifA: Rp 35.000/orang (wajib membeli tiket masuk MNI) dengan kuota maksimal 35 orang.

Tiket dapat dibeli di loket tiket MNI atau secara online di traveloka.com.  

Lebih lanjut, dalam menjalankan marwah MNI sebagai museum yang berfungsi menjadi pusat edukasi dan sumber pengetahuan, serta memaksimalkan keberlangsungan inklusivitas pengunjung, MNI memberlakukan pengecualian biaya masuk dengan syarat kunjungan sebagai berikut: penyandang disabilitas, yatim piatu, lanjut usia, tamu negara, masyarakat kurang mampu secara ekonomi. Untuk kebutuhan pendidikan, penelitian dan informasi lain terkait tarif dapat menghubungi layanan museum di Kontak Humas MNI 0857-7315-9377.

"Penyesuaian tarif ini dilakukan dengan terus memperhatikan tingkat affordability (keterjangkauan) publik. Dengan dukungan IHA, yang merupakan BLU, kami juga akan terus membuka potensi fundraise melalui kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak, hal ini dilakukan untuk terus menjaga keseimbangan antara standar baru MNI dan keterjangkauan publik. Tentunya tanpa melupakan fungsi pemanfaatan utama MNI sebagai pusat edukasi dan sejarah Indonesia," tutup Chandra. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI