Hizbullah Klaim Pukul Mundur Pasukan Israel yang ‘Menyusup’ di Dekat Pos UNIFIL

Laporan: Khaerul Anam
Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:21 WIB
Markas pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) di perbatasan Lebanon-Israel (SinPo.id/AP)
Markas pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) di perbatasan Lebanon-Israel (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Hizbullah mengatakan bahwa pihaknya telah memukul mundur pasukan Israel pada hari Selasa, 8 Oktober 2024, setelah mereka menyeberang ke Lebanon di dekat pos penjaga perdamaian PBB (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL), menyusul pengumuman Israel minggu lalu bahwa mereka tengah melakukan serangan darat.

Menurut kelompok yang didukung oleh Iran itu, para pejuang Hizbullah menembaki “pasukan Israel yang menyusup dari belakang posisi pasukan internasional di Labboune,” sebuah desa perbatasan yang dekat dengan pantai. Mereka menyebut telah “memaksa pasukan musuh yang menyusup untuk mundur ke belakang garis perbatasan.”

Sebelumnya pada hari Selasa, juru bicara militer Israel Nadav Shoshani mengatakan kepada wartawan bahwa, “Kami sedang melakukan pembicaraan dan kontak dengan UNIFIL untuk memastikan mereka tidak berada di garis tembak antara Hizbullah dan kami.”

Pada hari Senin, 7 Oktober 2024, Hizbullah telah memerintahkan para pejuangnya untuk tidak menyerang pasukan Israel yang baru-baru ini bergerak di belakang posisi penjaga perdamaian PBB di dekat desa perbatasan Maroun al-Ras.

Pada hari Minggu (6/10), UNIFIL memperingatkan bahwa operasi Israel di dekat posisi Maroun al-Ras “sangat berbahaya” dan membahayakan keselamatan mereka. Sehari sebelumnya, pasukan itu mengatakan bahwa pasukan penjaga perdamaian tetap berada di posisi mereka meski sudah ada permintaan dari Israel untuk “pindah”.

Hizbullah mengatakan telah bertempur melawan pasukan Israel di sejumlah wilayah perbatasan, termasuk daerah Maroun al-Ras, dan bahwa mereka telah menggagalkan upaya penyusupan di sana.

Israel telah meningkatkan operasi militernya terhadap Hizbullah sejak 23 September lalu, menewaskan lebih dari 1.150 orang dan memaksa lebih dari satu juta orang meninggalkan rumah mereka, menurut angka resmi. Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengakhiri perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah, menetapkan bahwa hanya tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh dikerahkan di antara perbatasan Israel dan Sungai Litani. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI