Biden: Israel Belum Memutuskan Tindakan untuk Merespons Serangan Iran

Laporan: Khaerul Anam
Minggu, 06 Oktober 2024 | 08:21 WIB
Sistem pertahanan udara Israel, Kubah Besi, mencegat rudal-rudal yang ditembakkan oleh Iran (SinPo.id/Reutres)
Sistem pertahanan udara Israel, Kubah Besi, mencegat rudal-rudal yang ditembakkan oleh Iran (SinPo.id/Reutres)

SinPo.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa Israel belum memutuskan bagaimana menanggapi serangan rudal Iran terhadap negaranya. Biden menambahkan bahwa Israel harus mempertimbangkan untuk tidak menyerang lapangan minyak Iran.

"Israel belum menyimpulkan apa yang akan mereka lakukan sehubungan dengan serangan itu. Hal itu sedang didiskusikan," kata Biden kepada wartawan pada konferensi pers di Gedung Putih, dikutip Minggu, 6 Oktober 2024.

Biden menambahkan bahwa dia berharap untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Israel begitu keputusan diambil.

“Jika saya berada di posisi mereka, saya akan memikirkan alternatif lain selain menyerang lapangan minyak,” kata presiden.

Pada Selasa,  1 Oktober 2024, Iran menembakkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel dalam eskalasi besar konflik selama setahun antara Israel dan proksi bersenjata regional Iran. Militer Israel mencegat sebagian besar rudal dengan bantuan pasukan Angkatan Laut sekutu AS.

“Begini, Israel mempunyai hak untuk menanggapi serangan keji terhadap mereka – tidak hanya dari Iran, tapi dari semua orang, dari Hizbullah, Houthi,” kata Biden. “Namun, faktanya mereka harus lebih berhati-hati dalam menangani korban sipil.”

Presiden Amerika Serikat berbicara beberapa jam setelah pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menghadiri salat Jumat. Padahal, Khamenei jarang melakukan hal itu. Kepada massa di Masjid Agung Mosalla di Teheran, Khamenei mengatakan rezimnya tidak akan mundur melawan Israel.

Dia membela serangan rudal Iran, dengan menyebutnya sesuai hukum dan sah, dan merupakan hal yang paling tidak bisa diharapkan oleh “rezim kriminal” Israel.

Khamenei juga membela serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 oleh Hamas memicu perang di Gaza dan konflik berikutnya di Lebanon. Hamas ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI