Kronologi Bentrok Antar Dua Kelompok di Penjaringan Jakut
SinPo.id - Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menjelaskan kronologi bentrok antar dua kelompok di Penjaringan, Jakarta Utara.
Kejadian itu berawal, ketika saksi bernama Andriansyah bersama dengan temannya bernama Wahid mengendarai sepeda motor menuju ke Tegal Alur untuk bertemu dengan pria bernama Yansah alias Andre.
Setibanya di lokasi, kata Gidion, Andre yang juga merupakan rekannya Andriansyah pura-pura meminjam motor tersebut yang akhirnya malah dibawa kabur.
"Bilangnya meminjam motor, tapi kata saksi malah dibawa kabur," kata Gidion dalam keterangannya, Sabtu, 5 Oktober 2024.
Andriansyah kemudian mengadu kepada pamannya inisial RFM (korban) prihal motor telah dibawa kabur oleh Andre. Selanjutnya korban RFM dan rekan mencari Andre.
"Ada informasi dari rekannya mengenai keberadaan Andre yaitu berada di Kampung Bunderan," ujarnya.
Sontak RFM bersama rekan-rekannya langsung mendatangi Andre ke lokasi. Di lokasi Andriansyah dan pamannya serta rekan-rekan lannya melihat Andre. Seketika Andre langsung ditabrak dan dipukuli.
"Andre ditabrak dan dipukuli oleh mereka. Andre kemudian melarikan diri dan memanggil teman-temannya," ujarnya.
Akibat kejadian itu, terjadilah bentrok keduanya hingga akhirnya terjadi penyerangan dari kelompok Andre sembari meneriaki maling ke kelompok Andriansyah dan RFM.
"Korban RFM akhirnya terkena bacok oleh kelompok Andre. Mengalami luka terbuka di kepala serta luka lainnya pada badan," ujarnya.
Korban sempat dibawa menggunakan ambulance ke RSUD Cengkareng sebelum dinyatakan meninggal dunia.
"Ada dua korban, yakni saksi korban Andriansyah sedang dalam perawatan dan korban meninggal dunia RFM," ungkapnya.
Sebelumnya, viral di media sosial aksi bentrok antara massa dari pihak Ambon dan Palembang di Penjaringan Jakarta Utara. Diketahui peristiwa itu terjadi pada 2 Oktober 2024.
Keributan bermula ketika beberapa orang Ambon menarik motor, setelah itu diteriaki maling. Akibatnya, salah seorang korban dilaporkan meninggal dunia karena diduga dibacok.
Ketua Umum Persaudaraan Timur Raya (PETIR) Alex Kadju meminta polisi bertindak tegas atas keributan massa kelompok Ambon dan Palembang di Penjaringan, Jakarta Utara tersebut.
"Saya minta kepada aparat kepolisian tangkap pelaku, kalau tidak saya tidak akan bertanggung jawab kalau nanti ada terjadi pertumpahan darah," kata Alex dalam videonya dikutip, Jumat, 4 Oktober 2024.