KONFLIK LEBANON

Konflik Memanas, 116 WNI Pilih Tetap Bertahan di Lebanon

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 04 Oktober 2024 | 21:33 WIB
Puluhan WNI menaiki bus di KBRI di Damaskus. (SinPo.id/ Dok. KBRI Damaskus)
Puluhan WNI menaiki bus di KBRI di Damaskus. (SinPo.id/ Dok. KBRI Damaskus)

SinPo.id - Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Judha Nugraha mengungkapkan, saat ini terdapat  116 WNI yang memilih tetap bertahan di Lebanon, di tengah eskalasi konflik dengan Israel. 

"Jadi masih ada 116 WNI kita yang ada di Lebanon dan mayoritas berada di Beirut," kata Judha di Jakarta, Jumat 4 Oktober 2024. 

Judha menguraikan, 116 WNI itu tersebar di sejumlah kota, seperti di Beirut 83 orang, Baabda 4 orang, Bekaa 5 orang, Byblos 3 orang, Tripoli 13 orang, Akkar 4 orang, Tyre 3 orang, dan Saida 1 orang.

Menurut Judha, terdapat sejumlah alasan WNI tersebut memilih tetap bertahan di Lebanon, meski ada ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Ia mencontohkan, terdapat sejumlah mahasiswa yang tidak ingin dievakuasi karena berpotensi putus kuliah. Selain itu,  pihak universitasnya juga masih belum meningkatkan status keamanan. 

"Bagi yang mahasiswa khususnya bagi yang kuliah di wilayah Lebanon Utara yang wilayah yang relatif aman. Jadi memang minimal ada serangan Israel di sana, pihak kampus memang belum menetapkan status level. Jadi mereka khawatir kalau ikut evakuasi nanti dianggap putus kuliah," ucapnya. 

Selain itu, ada juga alasan karena meramal tak mau kehilangan pekerjaan apabila dievakuasi ke Indonesia. Padahal, kata Judha, Kemlu sudah melakukan pendekatan untuk membujuk agar mau dievakuasi.

Berikutnya, ada juga alasan WNI yang kendala proses administrasi keimigrasian. Singkatnya, ketika WNI tersebut dievakuasi akan terhambat karena dinilai telah melanggar prosedur keimigrasian. 

"Jadi akhirnya kan kalau kita melakukan evakuasi to some extend di titik perbatasan kita akan melalui checkpoint imigrasi. Nah, harus ada exit permit yang sudah diurus di imigrasi yang ada di Beirut. Nah, pada saat kita membantu memproses imigrasi di Beirut ternyata mereka melakukan pelanggaran keimigrasian. Nah ini perlu waktu," kata Judha.

Lebih lanjut, Judha menyampaikan, Kemlu telah melakukan evakuasi dalam lima gelombang. Gelombang pertama pada 10 Agustus 2024, berhasil mengevakuasi 13 WNI.

Gelombang kedua 18 Agustus 2024, berhasil mengevakuasi 7 WNI. Gelombang ketiga 28 Agustus 2024, berhasil mengevakuasi 5 WNI.

Kemudian, gelombang keempat, berhasil mengevakuasi 20 WNI dengan rincian 14 laki-laki dan 6 perempuan. Mereka berasal dari wilayah Jakarta, Riau, Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Yogyakarta dan Bali.

Dan gelombang kelima, Kemlu berhasil mengevakuasi 20 WNI dan warga negara Lebanon dengan rincian 10 laki-laki dan 11 perempuan yang berasal dari wilayah Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

"Kita sudah melakukan evakuasi melalui jalur darat dan salah seorang di antaranya adalah warga Lebanon yang merupakan spouse dari warga negara kita," kata Judha. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI