NYAMUK WOLBACHIA

Tanggulangi DBD, Pemprov DKI Resmi Luncurkan Program Nyamuk Wolbachia

Laporan: Sigit Nuryadin
Jumat, 04 Oktober 2024 | 19:56 WIB
Ilustrasi nyamuk wolbachia (SinPo.id/RRI)
Ilustrasi nyamuk wolbachia (SinPo.id/RRI)

SinPo.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI resmi meluncurkan program penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan nyamuk Aedes aegypti berwolbachia di Jakarta Barat (Jakbar) , pada Jumat, 5 Oktober 2024.

Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto menyebut, rangkaian penanggulangan DBD dengan metode Wolbachia di Jakarta Barat sudah dimulai sejak wilayah tersebut dinyatakan sebagai salah satu lokasi penerapan program tersebut. 

"Rangkaian kesiapan pelaksanaan kegiatan penanggulangan DBD dengan metode Wolbachia, di Jakarta Barat sudah dimulai sejak dinyatakannya wilayah ini sebagai salah satu lokasi implementasi program tersebut," kata Uus kepada wartawan, Jumat, 4 Oktober 2024.

"Dan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1341 tentang penyelenggaraan proyek implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan DBD,” sambungnya. 

Menurut dia, Jakbar terpilih sebagai salah satu dari lima kota terpilih selain Semarang, Bandung, Kupang, dan Bontang dalam program Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tersebut. 

Untuk mendukung kelancaran program tersebut, kata Uus, Pemkot Jakbar telah melakukan pelatihan bagi para kader Juru Pemantau Jentik (Jumatik) agar mereka dapat membantupp pemahaman warga terhadap program tersebut.

“Sosialisasi dan edukasi pun dilakukan secara masif di seluruh wilayah Jakarta Barat dengan berbagai metode, baik tatap muka langsung, media sosial, webinar, pemberian leaflet, serta melalui kanal informasi lainnya," ungkap dia. 

Lebih jauh, dia mengungkapkan, Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakbar, dipilih sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk berwolbachia karena memiliki angka DBD tertinggi pada 2023 dengan tingkat insiden (incidence rate) 54,1 per 100.000 penduduk.

"Kecamatan Kembangan memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi, warga masyarakatnya dikenal guyub dan suka bergotong royong, sehingga secara prinsip warga disini menerima dengan baik pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia," kata Uus. 

Dia menambahkan, peningkatan kasus DBD di Jakarta Barat pada 2024 telah terjadi mulai Februari dan mencapai puncaknya pada April sebanyak 799 kasus.

"Pada Maret sampai Juni 2024, jumlah kasus berada di atas nilai maksimal lima tahun terakhir. Selanjutnya, kasus mulai menurun pada Juli dan pada September tercatat sebanyak 73 kasus," tandasnya. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI