LAPANGAN KERJA BARU

Soal PHK, Menkeu: Lihat Juga Terbuka 11 Juta Lapangan Kerja Baru

Laporan: Tio Pirnando
Jumat, 04 Oktober 2024 | 17:19 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (SinPo.id/ Dok. Kemenkeu)
Menteri Keuangan Sri Mulyani (SinPo.id/ Dok. Kemenkeu)

SinPo.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menilai, fenomena maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) belakangan ini, harusnya dilihat secara menyeluruh. Karena, disatu sisi terjadi PHK, sisi lainya ada jutaan pembukaan lapangan kerja baru yang masih terjadi.

"Terjadinya PHK di satu tempat, tapi di sisi lain ada job creation. Menurut statistik, 11 juta lebih dalam tiga tahun terakhir angkatan kerja baru atau lapangan kerja baru terbuka," kata Menkeu di Jakarta, Jumat, 4 Oktober 2024. 

Sebab itu, Menkeu meminta agar masalah ini dilihat secara menyeluruh, tidak parsial. Menkeu menyampaikan bahwa saat ini perekonomian Indonesia sedang bertransformasi.

Misalnya, jika kini banyak masuk investasi asing di sektor hilirisasi, mungkin lapangan kerjanya ada di area ini. Kondisi berbeda terjadi di industri labor intensive seperti alas kaki, tekstil, garmen, yang dulu memang menjadi area penciptaan kesempatan kerja. Termasuk juga transformasi di sektor teknologi digital. 

"Another thing adalah juga munculnya kesempatan kerja baru karena sektor digital. Seperti Gojek dan yang lain-lain, itu muncul sebagai suatu phenomenal reason. Jadi kita harus melihat ekonomi Indonesia mengalami perubahan, karena adanya berbagai faktor," tegasnya.

Selain itu, menciptakan iklim investasi yang baik sangat penting untuk meningkatkan lapangan kerja baru. Memantau dan mengelola pergeseran ini akan menjadi kunci untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Namun, tegas Menkeu, yang terpenting adalah memberikan dukungan bagi kelompok rentan, baik melalui bantuan sosial maupun pelatihan. 

"Jadi kita harus melihat ekonomi Indonesia mengalami perubahan karena adanya berbagai faktor. Entah itu adalah karena teknologi, entah karena perubahan dari struktur ekonominya. Kita akan terus memperhatikan agar masyarakat yang paling rentan mendapatkan dukungan, apakah itu dalam bentuk bantuan sosial atau pelatihan, dan di sisi lain memperbaiki iklim investasi sehingga muncul lapangan kerja baru" tukas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu. 

Sebelumnya, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat, sekitar 52.993 tenaga kerja terkena PHK pada periode Januari sampai 1 Oktober 2024.

Adapun tiga sektor penyumbang PHK tertinggi, yaitu sektor pengolahan (manufaktur) dengan total 24.013 tenaga kerja, sektor aktivitas jasa lainnya 12.853 tenaga kerja, serta sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan 3.997 tenaga kerja. 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI