Teknologi Penginderaan Jarak Jauh: Solusi Menjaga Produksi Kelapa Sawit

Laporan: Juven Martua Sitompul
Sabtu, 21 September 2024 | 17:04 WIB
Gelaran Perkebunan Indonesia Expo (Bunex). Istimewa.
Gelaran Perkebunan Indonesia Expo (Bunex). Istimewa.

SinPo.id - Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) kembali digelar untuk ketiga kalinya. Menariknya, terdapat sesi presentasi terkait kolaborasi remote sensing dan petadigital, guna tingkatkan transparansi dan akuntabilitasibisnis perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dalam acara ini.

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyelenggarakan Bunex kali ini.

Pada pagelaran Bunex itu, turut menyorot betapa pentingnya pendataan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan remote sensing atau penginderaan jauh, sebagai cara memperoleh informasi kondisipermukaan bumi tanpa melakukan kontak langsung.

Karena remote sensing atau penginderaan jauh telah banyak digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai permasalahan yang terjadi dalam suatu lahan pertanian termasuk perkebunan.

Pada Mini Stage Sawit, Dede Yudo Kurniawan, dari PT LPP Agro Nusantara, membahas seputar bisnis kelapa sawit berkelanjutan, konsep, dan penerapan penginderaan jauh.

"Langkah strategis menuju kelapa sawit berkelanjutan berkaitan dengan upaya pemerintah dalam penyelenggaraan sertifikasi perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, yang berdasarkan 7 prinsip kriteria ISPO perusahaan seperti kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, penerapan praktik perkebunan yang baik, pengelolaan lingkungan hidup, SDA dan keanekaragaman hayati, tanggung jawab ketenagakerjaan, tanggung jawab sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, penerapan transparansi dan peningkatan usaha berkelanjutan," ujarnya.

Dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit, Dede mengatakan tentunya dihadapkan berbagai tantangan dan membutuhkan solusi tepat jitu untukmengatasi kendala di lapangan. Untuk itu, sangat dibutuhkan teknologi yang mumpuni seperti penyedialayanan peta digital (WEB-GIS).

"Penginderaan jauh dilakukan guna memitigasi risiko, peningkatan produksi, maupun mendukung usaha budidaya kelapa sawit berkelanjutan. Untuk itu penginderaan jauh sangat diperlukan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap perkembangan kelapa sawit," ucapnya.

Dede menekankan penginderaan jarak jauh sangat penting untuk kelapa sawit karena dapat digunakan untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan kelapa sawit. Selain itu, dapat membantu mengambil keputusandalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit, mengidentifikasi dampak perkebunan kelapa sawit, dan lokasi replanting serta sebagai indikator produksi kelapa sawit.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan Heru Tri Widarto dengan adanya penerapan penginderaan jauh di sub sektor perkebunan kelapa sawit diharapkan dapat memprediksi produktivitas kelapa sawit sehingga bisa digunakan oleh pelaku usaha perkebunankhususnya sawit untuk melakukan pengelolaan kebun dan menjaga produksi agar sesuai target.

Sebagai informasi, penerapan penginderaan jauh melalui Satelite, Mobile, CCTV, Camera, Drone, sedangkan layanan peta digital akara berupa tree counting, healthy index, abnormaly plant, dan yield forecasting. Akara merupakan pembuat peta digital yang mempresentasikanvisual informasi geografis atau spesial denganmenggunakan teknologi komputer.

Akara melibatkan pengangkapan, penyimpanan, dan tampilan data spesial dalam format digital. Kemudian, dapat dimanipulasi dan dianalisa menggunakan aplikasi perangkat lunak.

 

BERITALAINNYA
BERITATERKINI