Kerap Kena 'Bully' Gara-gara Fisik, Wanita Tunadaksa Jadi Calon Polwan

Laporan: Firdausi
Kamis, 19 September 2024 | 11:42 WIB
Nur Fatia Azzahra seorang wanita tunadaksa lolos pendidikan Polri (tengah) (SinPo.id/Dok.Polri)
Nur Fatia Azzahra seorang wanita tunadaksa lolos pendidikan Polri (tengah) (SinPo.id/Dok.Polri)

SinPo.id - Siswa Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan) RI, Nur Fatia Azzahra (22), merupakan seorang tunadaksa. Dia dinyatakan lolos dan memenuhi syarat mengikuti pendidikan pembentukan Bintara Polri jalur disabilitas Tahun Anggaran 2024. 

Fatia menceritakan dirinya difabel sejak lahir. Dia mengaku sejak kecil kerap dibully karena kondisi fisiknya. Namun hal itu membentuk mentalnya sehingga kuat. 

"Waktu SD saya pernah mengalami bullying dikarenakan saya tidak bisa olahraga voli, bully-an verbal. Saya Cuma bisa nangis dan kasih tahu orang tua kalau saya itu kenapa dibully sama teman," cerita Fatia kepada wartawan pada Kamis, 19 September 2024. 

Namun Fatia dikuatkan oleh nasihat kedua orang tuanya, bahwa menjadi seorang wanita harus kuat dari cemooh orang lain. 

"Ayah dan ibu bilang kalau saya itu istimewa, tidak boleh minder dan malu, dan harus membuktikan kalau bisa," sambung dia. 

Fatia mengungkapkan, lewat ajaran sang ayahnya, membuat dirinya menemukan banyak hal untuk mandiri dan hidup setara meski kondisi fisiknya disabilitas. 

"Sejak SMA saya pernah ikut ayah kuliah S2 di Jambi, Unja. Ayah memberikan gambaran soal kehidupan di perantauan. Alhamdulillahnya sampai saat ini saya merasa banyak hal yang membuat saya mandiri selama merantau," terang Fatia. 

Perempuan asli Bangka Belitung (Babel) ini menjelaskan didikan orang tua telah membentuk dirinya menjadi perempuan yang bertekad kuat, meski kondisi fisiknya tak seperti orang lain. 

"Saya difabel dari lahir. Saya disekolahkan di sekolah reguler. Saya di SD Islam terpadu, dan SMP-SMA di negeri. Saya kuliah merantau ke Jogja, di UII Fakultas Psikologi," ucap Fatia. 

Ia mengaku sangat gembira saat tahu Polri membuka penerimaan anggota dari jalur disabilitas. Sulung dari dua bersaudara ini lalu menyampaikan ke orang tuanya soal keinginan menjadi Polwan. 

"Dari kecil saya ingin jadi polisi, tapi saya sadar diri karena kondisi saya tidak mungkin diterima. Saya cari tahu sendiri (soal penerimaan jalur disabilitas) di IG (Instagram). Awalnya orang-orang yang kenal saya tidak sangka saya mau jadi polisi, karena yang orang-orang tahu saya mau ambil S2," cerita Fatia. 

Untuk diketahui, Polri melalui Biro Pengendalian Personel SSDM Polri, merekrut 16 penyandang disabilitas pada penerimaan Bintara Tahun Anggaran 2024 ini. Mereka terdiri dari 3 siswa Bintara perempuan dan 13 laki-laki. 

Rekrutmen kelompok disabilitas menjadi anggota organik merupakan kebijakan inklusif Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI