BKKBN: Makan Bergizi Gratis untuk Tingkatkan Kesehatan dan Daya Belajar Anak
SinPo.id - Penyuluh Keluarga Berencana Ahli Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dwi Listyawardani menilai, program makan bergizi gratis, ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik anak-anak maupun ibu hamil hingga menyusui.
"Makanan bergizi yang akan diampu oleh Badan Gizi Nasional sejatinya ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan daya belajar anak didik, termasuk ibu hamil, menyusui dan balita,” kata Dwi dalam keterangannya, Senin, 16 September 2024.
Namun, BKKBN menyarankan Badan Gizi Nasional yang akan menjadi badan strategis untuk mengatasi persoalan gizi, perlu membuat program-program strategis yang mengintervensi keluarga. Tujuannya supaya tercipta perilaku hidup sehat dan bersih untuk mencegah kelahiran bayi-bayi stunting baru.
"Perubahan perilaku masyarakat terkait asupan makanan bergizi sesungguhnya sudah digerakkan BKKBN, dan secara perlahan setidaknya mulai muncul kesadaran di tengah keluarga akan pentingnya makanan bergizi bagi calon ibu, ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun (baduta)," kata Dwi.
Tak lupa, Dwi menekankan pentingnya memanfaatkan pangan lokal atau bahan-bahan panganan yang bisa dihasilkan dari kebun atau pekarangan sendiri untuk meningkatkan asupan gizi keluarga.
"Perubahan kesadaran akan pentingnya memanfaatkan pangan lokal ini terjadi menyusul adanya program dapur sehat atasi stunting (Dashat) yang lahir atas inisiasi BKKBN melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang berjumlah 200.000 tim, dibantu Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), hingga kader-kader KB," paparnya.
Ketua Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) Nasional ini juga mengingatkan pentingnya memperhatikan asupan gizi bayi di usia enam bulan ke atas. Karena selama ini penanganan stunting lebih diarahkan kepada keluarga risiko stunting (KRS) dengan sasaran bayi di bawah dua tahun (baduta), ibu hamil dan ibu melahirkan.
"Ketika dilahirkan, bayi tersebut bisa saja terpantau sehat. Namun, stunting bisa muncul pada bayi yang sehat itu saat usianya mulai enam bulan ke atas. Penyebabnya karena asupan gizi dari makanan pendamping ASI (MPASI) yang diberikan kepada bayi tersebut tidak bagus atau tidak bergizi," ucapnya.
Dwi juga menekankan pentingnya pemerintah menyasar calon pengantin untuk program makanan bergizi gratis.
"Mengapa calon pengantin layak diintervensi juga? Karena mereka juga masuk dalam kelompok kontributor utama munculnya stunting-stunting baru jika asupan gizi mereka tidak berimbang," tukasnya.