Amerika Serikat Khawatir Potensi Transfer Rudal Iran ke Rusia
SinPo.id - Amerika Serikat menyatakan bahwa setiap transfer rudal balistik Iran ke Rusia akan menjadi eskalasi signifikan dalam perang Ukraina. Pernyataan itu dikeluarkan pada Jumat, 6 September 2024, menyusul adanya laporan mengenai kedekatan hubungan antara kedua negara dalam beberapa minggu terakhir, termasuk transfer senjata.
Reuters melaporkan pada Agustus bahwa Rusia diperkirakan akan mendapatkan pasokan berupa ratusan rudal balistik jarak dekat Fath-360 dari Iran. Puluhan personel militer Rusia juga sedang dilatih di Iran terkait penggunaan senjata berpemandu satelit untuk berjaga-jaga jika diperlukan dalam perang di Ukraina.
Wall Street Journal pada Jumat, 6 September 2024, melaporkan bahwa Iran sudah mengirim rudal jarak pendek ke Rusia, mengutip pernyataan seorang pejabat Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya.
"Kami telah memperingatkan tentang kemitraan keamanan yang semakin dalam antara Rusia dan Iran sejak awal invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina dan kami merasa khawatir dengan laporan ini," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Sean Savett.
"Setiap pengiriman rudal balistik dari Iran ke Rusia akan menjadi peningkatan signifikan dalam dukungan Iran terhadap agresi Rusia di Ukraina."
Seorang pejabat Amerika Serikat lainnya mengatakan kepada Reuters bahwa mereka sedang mengamati dengan saksama potensi pengiriman rudal Iran-Rusia tersebut.
Langkah-langkah potensial tersebut muncul setelah Amerika Serikat dan mitra-mitranya, termasuk negara-negara Eropa, memperingatkan bahwa tindakan Iran bisa menimbulkan konsekuensi. Dalam beberapa bulan terakhir, negara-negara Barat semakin khawatir dengan hubungan Iran dan Rusia yang semakin mesra.
Misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York mengatakan pada Jumat (6/9) bahwa posisi Teheran mengenai konflik Ukraina tidak berubah.
"Iran menganggap pemberian bantuan militer kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik - yang menyebabkan meningkatnya korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan menjauhnya Iran dari negosiasi gencatan senjata - sebagai tindakan yang tidak manusiawi," katanya.
"Jadi, Iran tidak hanya tidak terlibat dalam tindakan tersebut, tetapi juga menyerukan kepada negara-negara lain untuk menghentikan pasokan senjata kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik," tukasnya.