DPR Minta Pemerintah Reformasi Sistem PPDS yang Kental dengan Perundungan

Laporan: Galuh Ratnatika
Senin, 02 September 2024 | 18:39 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina (SinPo.id/EMedia DPR)
Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina (SinPo.id/EMedia DPR)

SinPo.id - Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina mendesak Pemerintah untuk segera melakukan reformasi sistem Program Pendidikan Spesialis (PPDS) yang diketahui kental dengan unsur perundungan.

Pasalnya, berdasarkan hasil investigasi dari kematian almarhumah dr. Aulia Risma, diduga yang bersangkutan menjadi korban perundungan karena ditemukan fakta adanya pemalakan oleh senior sebesar Rp 20-40 juta. 

"Perundungan di lingkungan pendidikan tidak bisa lagi dianggap sepele. Reformasi sistem pendidikan kedokteran spesialis dan pengawasan yang sangat ketat mutlak dilakukan," kata Arzeti, dalam keterangan persnya, Senin 2 September 2024.

Menurut investigasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), uang yang ‘dipalak’ para senior ke dr. Aulia dan para juniornya dengan nominal hingga Rp 40 juta ternyata digunakan untuk menyewa jasa penulis lepas untuk membuat naskah akademik dan menggaji para OB.

"Kasus ini harus perhatian khusus karena ini bentuk pemerasan, sudah kriminal dan sangat meresahkan. Harus ada pertanggungjawaban secara pidana. Ini sangat mengkhawatirkan karena perundungan bukan lagi soal fisik dan mental, tapi pemerasan juga,” tuturnya.

Terlebih permintaan uang di luar biaya pendidikan yang sudah ditetapkan dinilai merupakan pelanggaran etika yang serius. Hal ini, kata Arzeti, menunjukan adanya praktik yang tidak sehat dan merugikan banyak peserta didik spesialisasi dokter.

Oleh karena itu, ia menekankan kepada Pemerintah, khususnya Kementerian/Lembaga yang memiliki sekolah atau layanan pendidikan khusus untuk menciptakan sistem pendidikan yang aman, sehat dan berkualitas. 

"Lingkungan pendidikan seharusnya menjadi tempat yang aman dan kondusif bagi para mahasiswa dan residen untuk berkembang, bukan menjadi sarang perundungan dan intimidasi yang merusak mental mereka," tegasnya.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI