DK PBB Perbarui Pasukan Penjaga Perdamaian di Lebanon
SinPo.id - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Rabu, 28 Agustus 2024, dengan suara bulat sepakat untuk memperpanjang misi penjaga perdamaian yang telah berlangsung lama di Lebanon, selama satu tahun ke depan. Namun Amerika Serikat mengatakan, bahwa perubahan harus dilakukan pada mandat operasi tersebut di masa mendatang.
Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) - yang dibentuk pada 1978 - berpatroli di perbatasan selatan Lebanon dengan Israel. Mandat untuk operasi tersebut diperbarui setiap tahun, dan otorisasinya saat ini akan berakhir pada Sabtu, 31 Agustus.
“Suara bulat hari ini adalah bukti perhatian masyarakat internasional terhadap Lebanon,” kata wakil Duta Besar Lebanon untuk PBB, Hadi Hachem kepada dewan.
“Ini adalah pesan yang jelas dari dewan yang terhormat, yang mendukung stabilitas dan gencatan senjata. Ini adalah isyarat harapan bagi semua warga Lebanon yang menolak perang, kekerasan, dan kehancuran, warga Lebanon yang ingin memberi kesempatan pada perdamaian,” tambahnya.
Pemungutan suara oleh DK PBB yang beranggotakan 15 orang itu dilakukan beberapa hari, setelah kelompok militan Lebanon, Hizbullah, dan militer Israel, terlibat dalam salah satu baku tembak paling sengit di antara mereka, selama 10 bulan terakhir, di tengah kekhawatiran bahwa perang Israel di Gaza akan menjadi konflik regional yang lebih luas.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon mengatakan kepada wartawan pada Rabu, “Saya punya pesan untuk rakyat Lebanon, Anda dan pemerintah Anda bisa membuat pilihan. Hadapi Hizbullah saat ini, atau lihat saja, negara Anda terseret ke dalam kekacauan dan kehancuran.”
“Jangan biarkan Hizbullah dan Iran mendikte masa depan Anda. Jika Anda gagal bertindak, kehancuran yang mengikutinya akan berada di tangan Anda. Israel tidak menginginkan perang, tetapi seperti yang kami tunjukkan pekan ini, kami tidak akan ragu untuk membela rakyat kami,” kata Danon.
Mandat UNIFIL diperluas pada 2006 - ketika DK PBB mengadopsi resolusi 1701 menyusul perang selama sebulan antara Israel dan Hizbullah - untuk mengizinkan pasukan penjaga perdamaian membantu tentara Lebanon menjaga wilayah selatan bebas dari senjata atau personel bersenjata selain dari negara Lebanon.
Hal itu telah memicu ketegangan dengan Hizbullah, yang secara efektif mengendalikan Lebanon selatan, meskipun ada kehadiran tentara Lebanon. Hizbullah adalah kelompok bersenjata lengkap yang merupakan kekuatan politik paling kuat di Lebanon.
“Memperluas mandat UNIFIL, yang dilakukan resolusi ini, mendukung tujuan kami untuk de-eskalasi regional, yang sekarang lebih penting dari sebelumnya,” kata Wakil Duta Besar AS untuk PBB, Robert Wood kepada dewan.
“Ke depannya, kita perlu mengatasi cara-cara di mana Hizbullah dan aktor jahat lainnya di Lebanon mencegah implementasi penuh resolusi 1701, membatasi kemampuan UNIFIL untuk beroperasi dengan bebas dan mengancam pasukan penjaga perdamaian PBB, keselamatan dan keamanan mereka,” kata dia.