Meksiko Berlakukan Jeda Hubungan Diplomatik dengan AS dan Kanada

Laporan: Khaerul Anam
Kamis, 29 Agustus 2024 | 03:48 WIB
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (SinPo.id/Reuters)
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (SinPo.id/Reuters)

SinPo.id - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pada Selasa, 27 Agustus 2024, bahwa dia telah memberlakukan “jeda” pada hubungan diplomatik dengan AS dan Kanada setelah kedua negara itu menyuarakan kekhawatiran atas proposal perombakan judisial Meksiko yang kontroversial.

Lopez Obrador tidak merinci apa yang dimaksud dengan “jeda” itu. Istilah tersebut tidak digunakan dalam kode diplomatik resmi, dan kementerian Luar Negeri Meksiko tidak merespons permintaan komentar dari Associated Press.

Proposal perombakan judisial, yang diusulkan oleh Lopez Obrador di akhir masa kepemimpinannya itu, telah memicu protes besar dan kritik luas dari investor dan institusi keuangan.

Pada Kamis, 22 Agusatus lalu, duta besar AS Ken Salazar menyebut proposal itu sebagai “risiko” terhadap demokrasi yang akan mengancam hubungan dagang Meksiko dengan AS. Lopez Obrador mengecam pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa sang duta besar melanggar kedaulatan Meksiko. Sejak itu, Salazar telah meredam kritiknya, dan menulis di platform X bahwa ia terbuka untuk berdialog.

Lopez Obrador mengatakan dalam konferensi persnya pada Selasa pagi bahwa ia yakin komentar tajam tersebut tidak datang dari Zalazar, melainkan berasal dari Departemen Luar Negeri AS.

Ia juga menuduh Kanada mencampuri urusan dalam negeri Meksiko karena mengungkapkan kekhawatiran terkait proposal itu. Ketiga negara itu menjalin sebuah hubungan perdagangan yang penting yang nilainya mencapai sekitar US$1,8 triliun pada 2022. Sejauh ini, ketegangan yang terjadi belum menunjukkan tanda-tanda bagaimana hal tersebut akan berdampak hubungan ekonomi dan diplomatik antara ketiga negara.

Lopez Obrador menurut rencana akan menyerahkan kekuasaan kepada sekutu politiknya, presiden terpilih Claudia Sheinbaum, yang akan menjabat mulai 1 Oktober mendatang.

Carlos Perez Ricart, seorang analis politik di Center for Economic Research and Teaching, sebuah lembaga kajian di Meksiko, mengatakan bahwa perkembangan situasi yang terjadi saat ini akan membantu presiden baru mencitrakan dirinya sebagai kepala negara yang lebih moderat.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI