BMKG: Gen Z dan Alpha Jadi Kelompok yang Paling Terdampak Perubahan Iklim

Laporan: Khaerul Anam
Jumat, 23 Agustus 2024 | 02:40 WIB
Ilustrasi cuaca ekstrim (SinPo.id/Pixabay)
Ilustrasi cuaca ekstrim (SinPo.id/Pixabay)

SinPo.id - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut anak muda merupakan kelompok yang akan paling terdampak perubahan iklim. Karenanya penting bagi anak muda untuk mau melakukan aksi-aksi nyata dalam pencegahan perubahan iklim.

Menurut Dwikorita, fenomena perubahan iklim semakin mengkhawatirkan serta memicu dampak yang lebih luas. Hal itu terlihat dari berbagai peristiwa alam terkait iklim, dari suhu udara yang lebih panas, terganggunya siklus hidrologi, hingga maraknya bencana hidrometeorologi di berbagai belahan dunia.

"Generasi Z dan Alpha akan menjadi generasi yang paling merasakan dampak dari perubahan iklim. Karenanya, saya yakin anak-anak muda yang jumlahnya mendominasi penduduk Indonesia bisa memberikan dampak signifikan terhadap aksi perubahan iklim," ungkap Dwikorita melalui keterangan rilis yang diterima, Jumat, 23 Agustus 2024.

Maka dari itu, lanjut Dwikorita, seluruh generasi harus saling berkolaborasi untuk menahan laju perubahan iklim. Karenanya, fenomena tersebut tidak bisa dianggap sebagai sebuah persoalan sepele. 

Selain itu, ia juga menyebut perubahan iklim global bukanlah kabar bohong atau prediksi untuk masa depan, melainkan realitas yang di hadapi miliaran jiwa penduduk bumi. 

Lebih lanjut, Dwikorita menerangkan, Badan Meteorologi Dunia (WMO) baru saja menyatakan bahwa tahun 2023 tercatat sebagai tahun terpanas sepanjang pengamatan instrumental. Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,45 derajat Celcius di atas zaman pra industri.

Angka ini, kata Dwikorita, nyaris menyentuh batas yang disepakati dalam Paris Agreement tahun 2015 bahwa dunia harus menahan laju pemanasan global pada angka 1,5 derajat Celcius.

Pada tahun 2023, terjadi rekor suhu global harian baru dan terjadi bencana heat wave ekstrem yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa. 

Sementara itu, Dwikorita mengungkapkan, BMKG sendiri memproyeksi suhu udara di Indonesia akan melompat naik hingga 3,5 derajat celcius dibandingkan zaman pra industri di tahun 2100 mendatang apabila aksi mitigasi iklim gagal dilakukan.sinpo