Inggris Manfaatkan Sel Kantor Polisi karena Penjara Penuh
SinPo.id - Inggris akan memberlakukan tindakan darurat untuk menahan para tersangka kriminal di sel-sel kantor polisi sampai pihak berwenang dapat menemukan tempat bagi mereka di penjara yang penuh sesak setelah polisi menangkap ratusan orang terkait kerusuhan yang meluas bulan ini.
Pemerintahan Perdana Menteri Keir Starmer mengatakan pada hari Senin 19 Agustus 2024 bahwa penangkapan lebih dari 1.100 tersangka atas kekerasan rasis yang ditujukan terhadap migran dan Muslim telah memperburuk krisis kapasitas penjara. Keadaan ini bahkan telah memaksa para menteri untuk mengatakan bahwa mereka akan mengizinkan penjara membebaskan lebih banyak tahanan lebih awal.
Tindakan baru yang bersifat sementara ini berarti tersangka akan diadili hanya jika dipastikan bahwa sel telah tersedia di salah satu dari lebih dari 100 penjara di berbagai penjuru negara itu. Jika belun ada kepastian, mereka akan ditahan di kantor polisi.
“Kami terpaksa mengambil keputusan yang sulit namun perlu agar sistem tetap bisa berjalan,” kata Menteri Urusan Penjara James Timpson dalam sebuah pernyataan.
Penjara yang penuh sesak telah menghadirkan krisis awal bagi Starmer, yang mulai menjabat bulan lalu, sehingga pemerintahannya menghadapi pilihan-pilihan yang tidak menyenangkan dan mahal.
Inggris merupakan negara dengan tingkat penahanan tertinggi di Eropa Barat dan jumlah tahanannya telah meningkat tajam sejak pandemi. Ini terjadi, karena negara itu memberlakukan hukuman lebih lama, serta adanya penundaan pengadilan, dan persyaratan bagi pelanggar serius untuk menjalani setidaknya 65 persen dari masa hukuman mereka di balik jeruji besi.
Berdasarkan rencana yang diumumkan oleh Starmer bulan lalu, sebagian besar tahanan akan memenuhi syarat untuk dibebaskan setelah menjalani 40 persen hukuman mereka di balik jeruji besi, turun dari 50 persen sebelumnya.
Langkah-langkah yang diambil pada hari Senin ini diharapkan dapat mengatasi rendahnya kapasitas penjara di bagian utara Inggris, wilayah yang terdampak kerusuhan baru-baru ini, yang terjadi setelah adanya informasi yang keliru bahwa tersangka pembunuhan tiga gadis muda adalah seorang migran Muslim. [ab/lt]