POLUSI UDARA

Pemerintah Diminta Antisipasi Polusi Udara Jelang Musim Kemarau

Laporan: Galuh Ratnatika
Minggu, 11 Agustus 2024 | 23:20 WIB
Ilustrasi polusi udara (SinPo.id/ Pixabay)
Ilustrasi polusi udara (SinPo.id/ Pixabay)

SinPo.id - Wakil Ketua Komisi VII Eddy Soeparno, meminta pemerintah pusat dan daerah untuk mengantisipasi masifnya polusi udara saat jelang musim kemarau. Pasalnya, selama sebulan terakhir, beberapa kota besar di Indonesia masuk dalam 10 besar kota dengan polusi terburuk di dunia. 

Adapun kota-kota yang dimaksud yakni Jakarta, Medan hingga Tangerang Selatan. Seperti hari ini 11 Agustus 2024, berdasarkan data yang dihimpun melalui situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 16.57 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) poin di Jakarta sebesar 109 atau berada dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. 

“Kita semua sudah memahami bahaya polusi di musim kemarau dan dampak yang ditimbulkannya terhadap kesehatan warga, khususnya balita dan warga berusia lanjut. Jadi mestinya ada tindakan preventif yang dilakukan jauh hari sebelumnya dan jangan kita seakan tak berdaya menghadapi polusi udara akut,” kata Eddy, dalam keterangan persnya, Minggu 11 Agustus 2024.

Ia menegaskan, kementerian dan pemerintah daerah jangan menunggu sampai polusi udara mencapai tingkat yang membahayakan kesehatan dan baru bertindak. Karena kualitas udara di sejumlah wilayah sudah tidak sehat bagi manusia untuk beraktivitas di luar ruangan.

“Selama tiga tahun berturut-turut kita mengalami polusi masif di Jakarta dan kota-kota besar lainnya yang sedemikian buruk dan berbahaya untuk kesehatan. Seharusnya menjadi evaluasi dan pemicu agar program pencegahannya dilakukan secara cepat,” tegasnya.

Di samping itu, kata Eddy, sumber polusi udara di kota besar yang berasal dari sektor transportasi, pembangkit listrik dan industri perlu ditangani segera melalui pembatasan penggunaan transportasi pribadi nonlistrik, percepatan ekosistem kendaraan listrik, penggunaan BBM kualitas tinggi atau BBM Nabati, serta mendorong penggunaan solar panel untuk industri dan rumah tangga.

“Solusi bukan sekadar penanganan jangka pendek yang sifatnya sementara. Perlu solusi jangka panjang mengatasi polusi udara, salah satunya dengan percepatan transisi energi yang terencana, dimulai dengan peningkatan penggunaan gas bumi pada PLTU, dilanjutkan dengan pembangunan sumber energi terbarukan lainnya yang sudah direncanakan, namun masih belum terlaksana,” tandasnya.sinpo

Komentar: