KONFLIK PKB PBNU

Said Aqil: Kritikan PBNU ke PKB Seperti Jamu, Supaya Sehat

Laporan: Tio Pirnando
Minggu, 11 Agustus 2024 | 15:50 WIB
Gus Yahya, Said Aqil, dan Cak Imin (SinPo.id/ Istimewa)
Gus Yahya, Said Aqil, dan Cak Imin (SinPo.id/ Istimewa)

SinPo.id - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menilai, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hendaknya menjadikan kritikan dari PBNU sebagai cambuk atau jamu bagi kesehatan partai. Karena, jamu memang terasa pahit, tapi bisa menyehatkan.

"Jadikan apa yang dihadapi hari ini sebagai cambuk. Jadikan sebagai jamu, pahit, tidak apa-apa asal sembuh. Semakin mereka mengkritik PKB, PKB semakin sehat dan kuat," kata Said Aqil dalam keterangan, Minggu, 11 Agustus 2024.

Said menilai, PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin semakin maju. Pasalnya, telah berhasil menambahkan kursi di tingkat pusat dari 58 kursi menjadi 68 kursi.

"Itu semua berkat Gus Muhaimin, dan teman-teman PKB di pusat dan daerah," katanya.

Dia pun mencontohkan bahwa saat ini pengurus wilayah PKB di daerah Bandung sedang dalam kondisi yang solid. Menurutnya, kekompakan itu buah dari sinergi antara PKB dan NU di wilayah tersebut.

Dengan adanya dinamika yang terjadi saat ini, dia meyakini lambat laun PKB akan makin kuat dan mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Di samping itu, Said Aqil menjelaskan bahwa tokoh pendiri PKB terdiri dari lima orang, yang kemudian disebut dengan Tim Lima. Dari lima anggota tersebut, tiga orang sudah wafat.

"Dua orang masih hidup. Yakni, Saya (Said Aqil) dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin. Tiga orang yang telah berpulang, Bapak Rozi Munir, Bapak Ahmad Bagdja, dan Bapak Mustopa Zuhad," katanya.sinpo

Komentar: