Kemenag Lakukan Koordinasi Lintas K/L Sambut Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia
SinPo.id - Paus Fransiskus dijadwalkan akan berkunjung ke Indonesia pada September 2024. Selain ke Indonesia, Paus Fransiskus juga akan mengunjungi Timor Leste.
Koordinasi di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Indonesia – Timor Leste telah dilakukan Tim Ditjen Bimas Islam. Koordinasi dihadiri juga pihak Keuskupan Atambua, Keuskupan Agung Kupang, Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten di perbatasan seperti Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, dan Kabupaten TTU.
Sejumlah isu penting yang dibahas antara lain kemungkinan puluhan ribu umat Katolik yang akan melakukan ziarah iman ke Timor Leste jelang kunjungan Paus. Tidak semua warga memiliki paspor tapi punya animo besar untuk melintas ke Timor Leste. Tidak memiliki paspor berpotensi melahirkan para pelintas menggunakan “jalan tikus”. Lebih dari itu, mempertimbangkan jumlah umat yang banyak untuk melintas, sangat dibutuhkan pengamanan dan logistik yang memadai.
Isu lainnya adalah belum terpetakan lembaga mana saja yang punya kewenangan bersinergi melayani umat di perbatasan. Belum lagi pintu utama perlintasan hanya melalui PLBN Motaain, sementara kuota yang diharapkan 10 ribu berpotensi lebih dari itu dan memungkinkan terjadinya penumpukan di hari H.
Berbagai isu ini kemudian dibahas bersama dalam Rapat Koordinasi bersama Kemenkopolhukam di Jakarta, Rabu 24 Juli 2024. Deputi VI Kesbang Kemenko Polhukam Janedjri M. Gaffar menegaskan Kementerian dan Lembaga terkait harus ambil bagian merespons isu ini, mengingat animo masyarakat yang ingin menemui Paus Fransiskus sangat besar.
"Animo masyarakat cukup besar. Kita tidak bisa diam begitu saja. Kita harus ambil bagian agar semua dapat berjalan tertib, aman, dan damai. Kami sampaikan terima kasih kepada Dirjen Bimas Katolik Suparman atas koordinasi yang sudah dilakukan,” ucap Janedjri M. Gaffar.
Dirjen Bimas Katolik Suparman yang hadir dalam rapat tersebut menjelaskan, pihaknya selain melakukan koordinasi terkait layanan umat Katolik yang akan mengikuti misa agung di Gelora Bung Karno Jakarta, juga telah melakukan pemetaan pergerakan umat di perbatasan NTT - Timor Leste, Papua - PNG, dan Kepulauan Riau - Singapura.
Suparman berharap semua peristiwa agung selama kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dan juga ke Timor Leste dapat diakses umat melalui siaran TVRI atau media komunikasi lainnya. Suparman juga berharap segala hal terkait pengamanan, urusan dokumen perjalanan, hingga akomodasi dapat dikoordinir dengan baik lintas Kementerian/Lembaga.
Hal lain terkait persiapan panitia kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta, dijelaskan Romo Siswantoko bahwa semua persiapan dari berbagai divisi telah dilakukan. Perihal misa dijelaskan, akan dihadiri kurang lebih 87.662 orang. Misa menggunakan stadion utama GBK dengan kuota yang disiapkan 61.982 orang dan stadion madya A untuk 25.680 orang.
“Umat yang akan hadir di GBK mendaftar ke Panitia (saat ini masih proses pendaftaran dan verifikasi data). Panitia akan membagikan gelang kepada umat yang harus dipakai saat memasuki GBK. Warna gelang juga akan menunjukkan tempat duduk mereka," jelas Romo Siswantoko.
Rapat koordinasi yang baru pertama kali dilaksanakan ini menghadirkan sejumlah pejabat dari Kemenko Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia, Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, BIN, Kantor Staf Presiden (KSP), Badan Nasional Pengelola Perbatasan, Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK), Direktur Utama LPP TVRI, TNI/POLRI, Pemerintah Daerah Provinsi NTT dan DKI Jakarta, Panitia Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia.
Hasil rapat ini akan ditindaklanjut masing-masing Kementerian/Lembaga untuk selanjutnya dapat dibahas dalam rapat koordinasi lanjutan. "Rapat koordinasi masih akan berlanjut untuk memastikan semua rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dan layanan umat Katolik yang akan melakukan ziarah iman ke Timor Leste bahkan PNG, dapat terlayani dengan baik," demikian ditegaskan Janedjri M. Gaffar di akhir rapat.