Menag: Haji 2024 Sukses, Jauh Lebih Baik dari Tahun Sebelumnya

Laporan: Tio Pirnando
Kamis, 25 Juli 2024 | 19:41 WIB
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas. (SinPo.id/dok. Kemenag)
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas. (SinPo.id/dok. Kemenag)

SinPo.id - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menilai, penyelenggaraan ibadah haji 1445 H /2024 M, berjalan dengan sukses dan lancar. Bahkan, ia mengklaim, penyelenggaraan haji 2024 ini, jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

"Alhamdulillah, seluruh fase penyelenggaraan ibadah haji sudah berjalan dengan baik, mulai dari pemberangkatan, puncak haji, hingga pemulangan. Tidak berlebihan, jika disebut Haji 2024 sukses dan jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya," kata Yaqut dalam Konferensi Pers Penutupan Masa Operasional Haji 1445 H/2024 M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024.

Klaim ini disampaikan Yaqut, merujuk pada sejumlah indikator yang ia sebut dengan formula skema 4-3-5. "Empat Perdana di Haji 2024, Tiga Pengembangan Ekosistem Potensi Ekonomi Haji, dan Lima Inovasi Haji 2024," ujarnya.

Empat perdana yang dimaksud adalah pertama kali layanan fast track diterapkan di tiga embarkasi (Bandara Soetta Tangerang, Adi Sumarmo Solo, dan Juanda Surabaya), pertama kali dalam kuota normal layanan katering diberikan secara penuh di Makkah, pertama kali dalam sejarah Indonesia mendapatkan tambahan 20 ribu kuota, dan pertama kali kebijakan murur ditetapkan secara terencana dan sistematis.

"Ada pun tiga pengembangan ekosistem potensi ekonomi haji yang dilakukan tahun ini adalah ekspor bumbu Nusantara yang tahun ini mencapai 70 ton lebih, pengiriman daging dam petugas dan jemaah dalam bentuk kemasan daging olahan, serta penggunaan 1,7 juta boks makanan siap saji dari Indonesia," tuturnya.

Ia berharap, angka-angka ini terus bertambah di tahun-tahun ke depan. Sedangkan lima inovasi haji 2024 yang menambah deretan kesuksesan penyelenggaraan haji, meliputi transformasi digital dalam rekrutmen petugas, penggunaan aplikasi Kawal Haji, safari wukuf lansia non mandiri.

Kemudian, penggunaan IPS (International Patient Summary) atau riwayat kesehatan jemaah haji pada kartu jemaah haji, dan penyederhanaan proses tunda/batal visa untuk optimalisasi penggunaan kuota haji.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI