Hizbullah Targetkan Lokasi Militer Israel Pasca Kematian Komandan Kelompok Islam

Oleh: VOA Indonesia
Senin, 24 Juni 2024 | 09:53 WIB
Asap mengepul dari sela-sela rumah di Kota Metula di perbatasan Israel utara (SinPo.id/AP)
Asap mengepul dari sela-sela rumah di Kota Metula di perbatasan Israel utara (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Kelompok militan Hizbullah Lebanon menyatakan pada Minggu, 23 Juni 2024, bahwa mereka menargetkan dua lokasi militer di Israel utara dengan menggunakan pesawat nirawak bersenjata, sebagai respons atas pembunuhan seorang komandan kelompok Islam.

Israel dan kelompok kuat yang didukung Iran, sekutu Hamas, hampir setiap hari terlibat dalam baku tembak lintas perbatasan sejak perang Gaza meletus pada 7 Oktober.

Pengumuman Hizbullah muncul beberapa jam setelah mereka merilis cuplikan video yang menunjukkan beberapa lokasi di Israel lengkap dengan koordinatnya. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran akan konflik besar antara kedua pihak.

Pada Sabtu, 22 Juni kelompok Jamaa Islamiya mengumumkan kematian salah satu komandannya, Ayman Ghotmeh. Mereka menyebut dia terbunuh “dalam serangan Zionis yang berbahaya” di Khiara di wilayah Bekaa timur Lebanon.

Israel kemudian mengonfirmasi bahwa merekalah yang melakukan serangan tersebut. Mereka mengklaim Ghotmeh sebagai sosok yang bertanggung jawab dalam memasok senjata kepada Pasukan Fajar, sayap bersenjata Jamaa Islamiya, dan Hamas di daerah tersebut.

Hizbullah pada Minggu mengatakan pasukannya melancarkan serangan “drone” terhadap posisi kepemimpinan militer di barak Beit Hillel “sebagai tanggapan atas pembunuhan yang dilakukan oleh musuh Israel di Kota Khiara”.

Sementara itu militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sebuah pesawat nirawak telah "menyeberang dari Lebanon dan jatuh di daerah Beit Hillel", menambahkan bahwa "tidak ada korban luka yang dilaporkan".

Hizbullah mengumumkan bahwa mereka telah melakukan serangan menggunakan "skuadron drone penyerang" di "markas besar Divisi 91 yang baru dibentuk di Ayelet Hashahar," yang berlokasi dekat Kota Safed di utara Israel.

Ketegangan lintas batas telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Militer Israel pada Selasa mengumumkan bahwa rencana serangan di Lebanon telah “disetujui dan divalidasi”.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menanggapinya dengan ancaman bahwa tidak ada bagian dari Israel yang akan selamat jika terjadi perang habis-habisan. sinpo

Komentar: