Jelang Idul Adha, Bapanas Jamin Stok Pangan Aman dan Stabil

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 12 Juni 2024 | 11:39 WIB
Komoditas bahan pangan di pasar (SinPo.id/Pemprov Aceh)
Komoditas bahan pangan di pasar (SinPo.id/Pemprov Aceh)

SinPo.id - Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa memastikan, stok maupun harga pangan, aman dan stabil menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Adha 2024.

"Sebagaimana laporan dari para mitra pelaku usaha pangan, kondisi ketersediaan pangan pokok strategis menjelang Idul Adha, bisa kami dipastikan aman dan harga relatif stabil," kata Ketut dalam keterangannya pada Rabu, 12 Juni 2024.

Menurut Ketut, stabilitas itu terjaga lantaran penurunan permintaan pasar yang bertepatan dengan tahun ajaran baru anak sekolah. 

Meski begitu, Ketut tak merinci stok sejumlah pangan dan harga-harga saat ini. Hanya saja, Bapanas telah menggelar Rapat Koordinasi HBKN Idul Adha 2024 yang dihadiri seluruh pemangku kepentingan, demi memastikan ketersediaan dan harga pangan tetap aman dan stabil.

Bapanas juga terus mengupayakan berbagai aksi intervensi seperti stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), fasilitasi distribusi pangan (FDP), mendorong kerja sama antar daerah (KAD), dan mengadakan gerakan pangan murah (GPM) untuk menjaga disparitas harga di masyarakat.

Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) yang ada di Perum Bulog dan ID FOOD, lanjut Ketut, akan dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan daerah-daerah yang minim ketersediaan produksi dan tergantung pasokan dari luar, seperti Kalimantan Utara, Maluku, serta wilayah Papua.

"Jadi sebagaimana arahan Kepala Bapanas Bapak Arief Prasetyo Adi agar semua pihak melaporkan apabila terdapat kekurangan stok bahan pangan, sehingga bisa segera dipasok oleh BUMN Pangan," kata Ketut.

Dia menerangkan, dari hasil Rakor diketahui ketersediaan hewan kurban cukup, baik sapi, kerbau, atau kambing untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, harga juga cenderung  stabil seperti tahun 2023. Namun, dia tidak menyebut secara rinci jumlah hewan kurban.

Masyarakat cenderung membeli hewan kurban berbobot atau berharga  rendah mengingat ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi.

Ketut juga mengatakan untuk meminimalisir penyebaran penyakit seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan paru-paru, pemerintah mengimbau masyarakat mematuhi segala aturan yang ada dengan tidak mencampurkan hewan sehat dengan yang terpapar.

"Hewan yang dikirim melintas antarwilayah juga harus diverifikasi Badan Karantina Indonesia dan dipastikan aman dari penyakit," kata Ketut.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI