Jembatan Widang di Tuban Ambruk, Gerindra Minta Pemerintah Tak Asal Bangun!
Jakarta, sinpo.id - Anggota Komisi III DPR RI, Wihadi Wiyanto tercengang mendengar jembatan Widang-Tuban ambruk, Selasa kemarin (17/4/2018), yang menelan korban jiwa. Ia pun menilai, robohnya jembatan akan sangat berdampak besar buat perekonomian Nasional.
"Ini menunjukkan kontrol terhadap jalan-jalan yang sudah ada lemah. Jangan hanya konsentrasi infrastruktur baru yang belum jelas manfaatnya," kata Wihadi Wiyanto menyayangkan ambruknya jembatan.
Politisi Gerindra ini menerangkan, bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia jangan hanya membangun saja, tapi mengabaikan jalur pantura, karena Jembatan Widang sangat urgent untuk penghubung perekonomian dari Jakarta ke Indonesia bagian timur.
"Sangat ironis jembatan Widang-Tuban ambruk, karena masyarakat dirugikan dan dampaknya dimungkinkan perekonomian naik serta semuanya mahal, sebab jembatan penghubung ambruk. Meminta PUPR secepatnya membangun jembatan itu kembali," terangnya.
Ia pun menyoroti Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tidak melakukan pengawasan terhadap barang-barang yang dibawa pengakut truk, sehingga kelebihan muatan dan akibatnya jembatan ambruk.
"Kemenhub harus tegas. Arah kebijakannya pemerintah tidak memperhatikan dampak ekonomi dengan adanya bukti jembatan ambruk," tegasnya dalam keterangan pers kepada sinpo.id
Ditambahkan, kenaikan BBM maupun yang lainnya membuat truk mencuri tonase untuk efetivitas menekan harga transportasi semakin tinggi. Termasuk dampak tidak langsung kenaikan BBM, mengefektifkan transportasi itu dengan mencuri tonase merusak jalan dan jembatan.
"Solusi Kemenhub, agar secepatnya mengefektifkan jalur kereta barang untuk jalur Jakarta-Surabaya. Sehingga barang yang harus dikirim menggunakan angkutan tergantikan kereta api," tutup anggota DPR RI daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur IX (Bojonegoro-Tuban) ini.
Seperti diketahui jembatan Widang-Tuban yang ambruk membuat beberapa kendaraan masuk ke sungai. Serta jalur Pantura macet beberapa kilometer, karena jalan tidak bisa dilalui dan petugas harus mengevakuasi kendaraan yang masuk ke sungai tersebut.

