WHO: Rumah Sakit Terakhir di Rafah Akan Berhenti Beroperasi Jika Israel Terus Lancarkan Serangan

Laporan: Galuh Ratnatika
Rabu, 29 Mei 2024 | 08:37 WIB
WHO mengatakan rumah sakit terakhir di Rafah akan berhenti beroperasi jika Israel terus melancarkan serangan penuh di Gaza Selatan. (SinPo.id/AP)
WHO mengatakan rumah sakit terakhir di Rafah akan berhenti beroperasi jika Israel terus melancarkan serangan penuh di Gaza Selatan. (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan rumah sakit terakhir di Rafah akan berhenti beroperasi jika Israel terus melancarkan serangan penuh di Gaza Selatan. Sehingga diperkirakan akan ada lebih banyak kematian.

“Jika serangan terus berlanjut, kami akan kehilangan rumah sakit terakhir di Rafah,” kata Richard Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Gaza dan Tepi Barat. Dilansir dari CNA pada Rabu, 29 Mei 2024.

Ia mengatakan, banyak rumah sakit lapangan yang tidak memiliki perlengkapan yang memadai, di tengah situasi yang kian memburuk lantaran serangan Israel di Rafah terus memakan korban.

Serangan Israel di Rafah yang telah berlangsung selama tiga minggu juga memicu kemarahan komunitas internasional, terutama setelah serangan udara pada hari Minggu yang menyulut api di sebuah kamp tenda di distrik barat, dan menewaskan sedikitnya 45 orang.

Kemudian pada hari Selasa, 21 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam penembakan tank Israel di sebuah daerah yang terdapat tenda-tenda pengungsi di sebelah barat Rafah, 

Diketahui, Rafah merupakan pintu utama masuknya bantuan kemanusiaan sebelum Israel meningkatkan serangan militernya di perbatasan Gaza awal bulan ini dan mengambil kendali penyeberangan dari sisi Palestina. 

Penutupannya berdampak langsung pada kemampuan WHO untuk mengirimkan pasokan medis ke Gaza. Karena sejak penutupan Rafah, WHO hanya mampu mengirimkan tiga truk pasokan medis melalui Kerem Shalom, penyeberangan dari Israel.

“Hampir 100 persen perbekalan kesehatan, obat-obatan penting, peralatan, semuanya sebenarnya berasal dari Al-Arish (di Mesir) melalui penyeberangan Rafah. Saat ini ada 60 truk yang berada di Al-Arish menunggu untuk masuk ke Gaza," ungkap Peeperkorn.

Kementerian Kesehatan Palestina juga mengumumkan bahwa pasukan Israel dengan sengaja terus menargetkan banyak rumah sakit, hingga menyebabkan kerusakan parah dan tewasnya sejumlah petugas kesehatan yang bekerja di sana. Bahkan Israel juga melakukan pengeboman di sekitar Klinik Tal Al-Sultan.

Selain Klinik Tal Al-Sultan, rumah sakit lapangan Indonesia di Rafah juga telah berhenti beroperasi atau melayani pasien. Kini hanya menyisakan Rumah Sakit Bersalin Tal Al-Sultan yang masih berjuang untuk bertahan dan terus memberikan layanan kepada pasien di Rafah.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan Palestina menekankan seruan kepada seluruh lembaga internasional dan dunia untuk memberikan perlindungan bagi seluruh rumah sakit, tim kesehatan yang bekerja, dan ambulans, dari penindasan serta arogansi penjajah israel.sinpo

Komentar: