Jokowi Geram Rp6,2 T Habis untuk Bikin Aplikasi: Orientasinya Selalu Proyek

Laporan: Tio Pirnando
Senin, 27 Mei 2024 | 13:47 WIB
Presiden Joko Widodo. (SinPo.id/Setkab)
Presiden Joko Widodo. (SinPo.id/Setkab)

SinPo.id - Presiden Joko Widodo geram dengan banyaknya aplikasi yang dibuat oleh kementerian, lembaga, hingga pemerintahan daerah, yang tak terintegrasi, selalu tumpang tindih. Karena, pembuatan ribuan aplikasi baru itu telah menyedot anggaran mencapai Rp6,2 triliun. 

"Tadi, 27 ribu aplikasi yang ada. Kemarin, kita cek waktu bikin anggaran ada Rp6,2 triliun yang akan dipakai untuk membikin aplikasi baru. Di satu kementerian ada lebih dari 500 aplikasi," kata Jokowi saat peluncuran Government Technology (GovTech) atau INA Digital di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 27 Mei 2024. 

Jokowi menjelaskan, pembengkakan anggaran karena setiap pergantian menteri, kepala instansi atau kepala daerah, pasti ada pengadaan pembuatan aplikasi baru. Sebab itu, ia meminta hentikan pembuatan aplikasi-aplikasi baru. 

"Mungkin dulu setiap ganti menteri ganti aplikasi, di daerah pun ganti gubernur ganti aplikasi, ganti kepala dinas ganti aplikasi. Orientasinya selalu proyek. Itu yang kita hentikan dan tidak boleh diteruskan lagi," tegasnya. 

Jokowi pun menggagas pengintegrasian digitalisasi pelayanan publik. Hal itu diwujudkan dengan penunjukan Perum Peruri sebagai Govtech Indonesia.

Kebijakan itu diikuti dengan peluncuran super apps INA Digital.

Aplikasi itu akan berisi seluruh layanan publik. Pada tahap pertama, aplikasi itu berisi layanan seperti BPJS Kesehatan, pengurusan paspor, serta perpanjangan SIM dan STNK.

"Mulai tahun ini berhenti membuat aplikasi yang baru, berhenti membikin platform-platform baru. Setop!" pinta Jokowi.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI