Longsor di Papua Nugini: Ratusan Orang Diperkirakan Tewas

Oleh: VOA Indonesia
Minggu, 26 Mei 2024 | 10:57 WIB
Kerusakan akibat tanah longsor di Maip Mulitaka, Provinsi Enga, Papua Nugini (SinPo.id/ Reutres)
Kerusakan akibat tanah longsor di Maip Mulitaka, Provinsi Enga, Papua Nugini (SinPo.id/ Reutres)

SinPo.id - Kelompok bantuan kemanusiaan CARE Australia mengatakan lebih dari 4.000 orang diperkirakan terkena dampak tanah longsor besar yang meratakan sebuah desa di bagian utara Papua Nugini pada Jumat, 24 Mei 2024.

Ratusan orang dikhawatirkan tewas dalam tanah longsor yang meratakan Desa Kaokalam di Provinsi Enga, yang berjarak sekitar 600 km arah barat laut Port Moresby, ibu kota negara Pasifik di utara Australia, pada Jumat sekitar pukul 03.00.

Menurut Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (Departement of Foreign Affairs and Trade/DFAT), lebih dari enam desa terkena dampak tanah longsor di wilayah Mulitaka di provinsi tersebut. Menurut laporan oleh media setempat, longsor mengubur lebih dari 300 orang dan lebih dari 1.100 rumah di wilayah itu.

CARE Australia mengatakan pada Sabtu, 25 Mei 2024 malam bahwa hampir 4.000 orang tinggal di zona dampak. Jumlah total mereka yang terkena dampak mungkin lebih tinggi karena daerah tersebut adalah “tempat perlindungan bagi mereka yang terpaksa mengungsi akibat konflik” di daerah terdekat.

Pada Februari, setidaknya 26 pria tewas di Provinsi Enga dalam sebuah penyergapan di tengah kekerasan suku. Serangan itu mendorong Perdana Menteri James Marape memberikan wewenang penangkapan kepada militer negara tersebut.

CARE mengatakan tanah longsor yang terjadi pada Jumat meninggalkan puing-puing setinggi delapan meter di area seluas 200 kilometer persegi. Puing-puing itu memutus akses jalan raya sehingga menyulitkan upaya pertolongan.

Stasiun televisi Australian Broadcasting Corp melaporkan helikopter adalah satu-satunya cara untuk mencapai daerah tersebut. Menurut ABC, Sabtu, 25 Mei 2024, empat jenazah telah diangkat dari reruntuhan.

“Lebih banyak rumah mungkin terancam jika tanah longsor terus berlanjut hingga menuruni gunung,” kata juru bicara CARE dalam sebuah pernyataan.

Marape mengatakan para pejabat yang menangani bencana, Pasukan Pertahanan, serta Departemen Pekerjaan dan Jalan Raya membantu upaya penyaluran bantuan dan pemulihan.

Rekaman media sosial yang diunggah oleh warga desa Ninga Role menunjukkan orang-orang memanjat bebatuan, pohon-pohon yang tumbang, dan gundukan tanah untuk mencari korban ditingkahi suara para perempuan yang menangis.sinpo

Komentar: