Buka WWF ke-10, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Terancam Kekeringan
SinPo.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung, pada tahun 2050 mendatang, 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia, diprediksi akan menjadi korban akibat krisis air.
Hal itu disampaikan Jokowi pada acara KTT World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Bali, pada Senin, 20 Mei 2024. Forum ini berlangsung sejak 18 hingga 25 Mei 2024.
"Mereka rentan mengalami kekeringan," kata Jokowi, dikutip dari laman Youtube Setpres.
Jokowi menjelaskan, dari 72 persen permukaan bumi yang tertutup air, hanya 1 persen yang bisa diakses dan digunakan sebagai air minum dan sanitasi.
"Tanpa air tidak ada makanan, tidak ada perdamaian, tidak ada kehidupan. No water, no live, no growth," ujar Jokowi.
Karena itu, tegas dia, air harus dikelola dengan baik. Sebab, setiap tetesnya sangat berharga. Indonesia, sebagai negara dengan luas area perairan mencapai 60 persen, memiliki potensi yang besar.
Tak lupa, Jokowi memamerkan budaya di masyarakat Bali di mana air merupakan kemuliaan yang mengandung nilai-nilai spiritual dan budaya yang harus dikelola bersama-sama.
"Masyarakat kami memiliki nilai budaya terhadap air. Salah satunya adalah Sistem Pengairan Subak di Bali yang dipraktikkan sejak abad 11 dan diakui sebagai warisan budaya dunia," tutur Jokowi dengan pidato bahasa Indonesianya.
Hal tersebut sejalan dengan tema WWF tahun ini yaitu, air bagi kemakmuran bersama. Jokowi menjelaskan, tema ini bisa dimaknai menjadi tiga prinsip dasar, yaitu menghindari persaingan, mengedepankan pemerataan dan kerja sama inklusi, serta menyokong perdamaian dan kemakmuran bersama.
"Di Indonesia kolaborasi telah menjadi kunci keberhasilan dalam restorasi Sungai Citarum, serta pengembangan energi hijau, Solar Panel Terapung di Waduk Cirata yang menjadi terbesar di Asia Tenggara dan ketiga di dunia," kata Jokowi.
Dengan berkumpulnya berbagai pemangku kepentingan di Bali kali ini, Jokowi berharap dunia dapat saling bergandengan tangan secara kesinambungan untuk dapat memperkuat komitmen kolaborasi dalam mengatasi tantangan global terkait air. Dia yakin air adalah sumber kehidupan dan merupakan simbol keseimbangan dan keharmonisan.
"Namun bila tidak dikelola dengan baik, air juga dapat menjadi sumber bencana," tutupnya.