Perdana Menteri Slovakia Kritis Setelah Ditembak Orang Tak Dikenal

Laporan: Galuh Ratnatika
Kamis, 16 Mei 2024 | 10:49 WIB
Perdana Menteti Slovakia, Robert Fico, saat dipindahkan ke rumah sakit di Banska Bystric dalam kondisi kritis. (SinPo.id/AP)
Perdana Menteti Slovakia, Robert Fico, saat dipindahkan ke rumah sakit di Banska Bystric dalam kondisi kritis. (SinPo.id/AP)

SinPo.id - Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, harus berjuang untuk hidup setelah ditembak oleh pria tak dikenal sebagai upaya pembunuhan, hingga menyebabkan dirinya dalam kondisi kritis. Insiden tersebut terjadi di Handlova, sebuah kota pertambangan kecil sekitar 120 mil di timur laut ibu kota Bratislava.

Perdana menteri berusia 59 tahun itu terkena tembakan di perutnya saat ia berada di depan Gedung Kebudayaan setempat, untuk menemui para pendukunya. Kemudian setelah penembakan terjadi, Fico langsung dibawa dengan mobil ke rumah sakit, untuk menjalani operasi besar.

“Operasi tersebut berjalan dengan baik. Saya kira dia akan selamat, karena dia tidak berada dalam situasi yang mengancam nyawa saat ini," kata Namun Wakil Perdana Menteri Slovakia, Tomas Taraba, dilansir dari The Independent pada Kamis, 16 Mei 2024.

Juru bicara Rumah Sakit Handlova, tempat Fico pertama kali dirawat, mengatakan dia dalam keadaan sadar ketika tiba, dan petugas medis di sana mampu menstabilkan kondisi tubuhnya. Dia kemudian dibawa ke rumah sakit di Banska Bystrica, sebuah kota yang berjarak sekitar 45 menit berkendara dari Handlova.

Presiden Slovakia, Zuzana Caputova, juga mengutuk serangan brutal dan kejam terhadap perdana menteri tersebut. Ia berharap Fico dapat segera melewati masa kritisnya dan kembali pulih. 

“Serangan fisik terhadap perdana menteri pada dasarnya bujan serangan terhadap seseorang, tetapi juga terhadap demokrasi," kata Caputova.

Sementara presiden terpilih Slovakia, Peter Pellegrini, menggambarkan serangan itu sebagai ancaman terhadap segala sesuatu yang menghiasi demokrasi Slovakia.

“Saya ngeri dengan dampak kebencian terhadap opini politik. Kita tidak harus menyetujui segala hal, namun ada banyak cara untuk mengungkapkan ketidaksetujuan kita terkait berbagai kebijakan politik secara demokratis dan legal," kata Pellegrini.

BERITALAINNYA
BERITATERKINI