Jokowi Akui Tak Mudah Jaga Stablitas Harga Beras
SinPo.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, alasan pemerintah masih melakukan impor beras dari sejumlah negara. Menurutnya, hal itu dilakukan demi menjaga harga tetap stabil di tingkat konsumen.
Jokowi mengatakan, menjaga stabilitas harga beras bukan tugas yang mudah. Sebab, harus mempertimbangkan kesejahteraan petani dan keterjangkauan bagi konsumen.
"Kalau (harga beras) tinggi, masyarakat pasti gini (mengeluh), tetapi petani pasti senang karena harganya naik tinggi," kata Jokowi ketika berkunjung ke Kompleks Pergudangan Bulog Laende di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Senin, 13 Mei 2024.
Dalam kunjungan ini, Jokowi memastikan, ketersediaan dan stabilitas pasokan pangan nasional cukup. Sekaligus memastikan bahwa penyaluran bantuan cadangan pangan kepada keluarga penerima manfaat (KPM), dapat berjalan maksimal.
Ia juga memastikan, penyaluran bantuan beras 10 kilogram (kg) setiap bulan untuk KPM terus berlanjut hingga Juni 2024. Kemungkinan besar akan diperpanjang hingga Desember 2024. Namun, masih harus melihat ketersediaan dana di APBN.
Adapun inisiatif bantuan beras ini merupakan respons pemerintah terhadap kenaikan harga beras yang terjadi akibat inflasi pangan global.
"Harga pangan internasional itu semuanya juga naik dan kita ini termasuk masih rendah, ada yang naik tinggi sekali. Ini patut kita syukuri bahwa kita naiknya tidak drastis," jelas Jokowi.
Kepala Negara menambahkan bahwa pemerintah terkadang harus berada di posisi sulit untuk menjaga keseimbangan antara kepuasan masyarakat dan kesejahteraan petani. Karena itu, distribusi beras 10 kilogram ini diharapkan bisa meringankan beban masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga.