Tank Israel Kepung Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan di Gaza Memburuk
SinPo.id - Juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Jens Laerke, mengungkapkan kekhawatirannya akan bencana kemanusiaan di Gaza setelah pasukan Israel menguasai penyebrangan Rafah dan menutup aliran bantuan melalui pos pemeriksaan.
Pasalnya, penyeberangan Rafah, yang merupakan satu-satunya koridor antara Gaza dan Mesir, telah dikepung oleh tank dan tentara Israel pada hari Selasa 7 Mei 2024.
Padahal penyeberangan Rafah merupakan jalur utama masuknya bantuan kemanusiaan selama tujuh bulan perang Israel-Gaza, yang memungkinkan pengiriman makanan, air dan pasokan medis, serta evakuasi pasien dari fasilitas medis yang terkepung ke Mesir.
“Ini merupakan bencana besar bagi orang-orang yang berada di sana dan bagi operasi kemanusiaan di masa depan. Ini berarti sebuah keluarga, yang mungkin mengungsi di mana pun di seluruh Gaza, tidak akan memiliki akses terhadap makanan yang mereka butuhkan. Mereka tidak akan memiliki akses terhadap air bersih," kata Laerke, dikutip dari ABC, Rabu 8 Mei 2024.
“Jika mereka menemukan klinik kesehatan yang mungkin masih buka, atau mereka dikunjungi oleh klinik kesehatan keliling yang beroperasi di Gaza, klinik tersebut mungkin tidak mempunyai persediaan medis untuk membantu mereka," lanjutnya.
Penutupan penyebrangan Rafah oleh pasukan Israel terjadi setelah pintu gerbang penyebrangan Kerem Shalom yang menghubungkan Israel dan Gaza ditutup pasca serangan roket Hamas di daerah tersebut menewaskan empat tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
“Jika kita tidak dapat menggunakan dua jalur penyeberangan perbatasan tersebut, kecil kemungkinan bantuan bisa masuk ke Jalur Gaza,” ungkap Laerke.
“Jadi hal ini tidak hanya berdampak pada masyarakat di Rafah, di selatan Gaza, tetapi seluruh wilayah di Gaza saat ini juga kekurangan bantuan. Ini adalah situasi yang mengancam jiwa dan menjadi sangat, sangat akut," imbuhnya.