Sudah Saatnya Solar dari Kemiri Sunan Dikembangkan oleh Pemerintah
Jakarta, sinpo.id - Andi Akmal Pasluddin yang merupakan Anggota Komisi IV DPR, mengapresiasi Kementerian Pertanian (Kementan) yang sudah mulai mengembangkan biodiesel dari bahan baku Kemiri Sunan. Bila Pemerintah serius mengembangkan energi terbarukan dari Kemiri Sunan ini, maka dalam waktu kedepannya, persoalan mahalnya BBM yang dikeluhkan masyarakat dapat teratasi.
“Dari 14 Juta hektare lahan tidur, selain untuk peningkatan tanaman pangan, masih sangat leluasa bila pemerintah membangun industri energi terbarukan dari tanaman Kemiri Sunan ini. Namun, upaya pengembangan solar dari tanaman ini tidak mudah bila hanya satu atau dua institusi saja yang bersemangat. Perlu dukungan pimpinan nasional untuk mengkoordinir keseriusan pengembangan biodiesel ini untuk masa-masa yang akan datang,” ucap Akmal kepada sinpo.id melalui keterangan tertulisnya, Selasa (10/4/2018).
Politisi PKS ini menjelaskan, bahwa Kemiri Sunan sangat potensial bila saat ini dikembangkan. Kita mengetahui bahwa kondisi perekonomian yang memicu biaya tinggi, salah satu sumbernya berasal dari tingginya harga BBM. Untuk saat ini, Pemerintah sudah mengembangkan Kemiri Sunan di beberapa wilayah untuk ditanam.
Akan tetapi, keseriusan pengembangannya, hanya berasal dari sebagian kecil institusi Pemerintah dan dari individu-individu pejabat di beberapa Kementerian saja. Sehingga untuk menjadi kebijakan yang besar, sepertinya perlu waktu yang relatif lama.
Legislator dari Sulawesi Selatan II ini pernah ditunjukkan oleh peneliti dari Kementerian Pertanian, bahwa solar dari bahan dasar Kemiri Sunan ini tidak ada asap sama sekali. Hasil uji di beberapa kendaraan bermesin diesel, yang 100 persen memakai BBM nabati ini, menunjukkan konsumsi pada mesin diesel 2.500 cc sebesar 18-22 km/liter.
“Solar dari Kemiri Sunan ini sangat mengagumkan. Semoga Pemerintah diwaktu yang akan datang serius mengembangkannya,” harapnya.
Akmal yang juga lulusan IPB ini menerangkan, bahwa biodiesel tersebut lebih menjanjikan daripada tenaga surya yang seolah tiada habisnya, karena teknologi surya yang kita miliki sangat terbatas. Belum lagi cuaca mendung dan hujan di negara Indonesia relatif tinggi.
“Saya berharap, negara ini dapat serius mengembangkan biodiesel yang tujuan akhirnya mengondisikan ekonomi biaya rendah untuk berbagai keperluan masyarakat. Pengembangan solar dari kemiri sunan ini akan serius oleh negara tidak dapat hanya satu dua institusi saja seperti Kementerian Pertanian atau ESDM saja. Bila Presiden atau Wapres yang langsung memimpin pengembangan biodiesel ini, saya yakin kedepannya negara ini tidak direpotkan oleh masalah BBM,” pungkasnya.