May Day 2024, KSPI Tolak Upah Murah di Bawah Inflasi

Laporan: Tio Pirnando
Rabu, 01 Mei 2024 | 14:16 WIB
Suasana unjuk rasa buruh dalam peringatan May Day 2024 di Patung Kuda. (SinPo.id/Tio)
Suasana unjuk rasa buruh dalam peringatan May Day 2024 di Patung Kuda. (SinPo.id/Tio)

SinPo.id - Presiden Partai Buruh sekaligus Presiden KSPI, Said Iqbal mengatakan, akibat Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja, kenaikan upah buruh hanya 1,58 persen, jauh di bawah inflasi. Hal ini terjadi di kota-kota industri, seperti Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Karawang.

"Kenaikan upah akibat Omnibus Law hanya 1,58 persen. Di Tangerang, Bekasi, Karawang, begitu pula di kota-kota industri lain. Padahal inflasi adalah 2,8 persen. Jadi nggak naik upah kita ini, nombok 1 persen," kata Iqbal dalam peringatan May Day 2024 kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat pada Rabu, 1 Mei 2024. 

Iqbal menjelaskan, berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), idealnya upah di Jakarta itu berkisar di atas Rp5,2 juta per bulan. 

"Upah ideal di Jakarta menurut survey biaya hidupnya BPS. Menurut BPS ya, bukan menurut kami itu di atas Rp5,2 juta ya. Bahkan kalau dibagi rata-rata per kepala itu mendekati angka Rp7 juta," ujarnya. 

Iqbal lantas menguraikan hitung-hitungannya. Dimana, sewa rumah Rp900 ribu, konsumsi makan Rp 30 ribu untuk 3 hari Rp90 ribu, total selama sebulan atau 30 hari yaitu Rp2,7 juta. 

"Itu tambah biaya sewa rumah udah Rp3,6 juta. Katakan rata-rata transportasi adalah Rp700 ribu, totalnya Rp4,3 juta. Itu baru yang habis dibuang," ujarnya. 

Namun, lanjut Iqbal, hitung-hitungan itu belum termasuk pakaian, keperluan anak. 

"Nggak cukup kalau upah minimum seperti yang sekarang ini sekitar Rp4,9 atau Rp5,1 juta rupiah," tegasnya.

Dia menilai, upah buruh Indonesia hanya lebih baik dari Kamboja dan Laos, yang mana kedua negara tersebut baru saja merdeka. Namun, upahnya masih di bawah Singapura dan juga Malaysia.

"Upah buruh Indonesia hanya lebih baik dari Laos dan Kamboja yang baru merdeka. lebih rendah dari Vietnam, sedikit lebih tinggi dari Myanmar. Lebih rendah dari Malaysia lebih rendah dari Singapura, ini gara gara covid-19 upah sekarang dimain-mainkan," tukasnya. sinpo

Komentar: