Kebocoran Minyak Teluk Balikpapan Bukti Kegagalan Sistem Pertamina
Jakarta, sinpo.id - Ketua Umum Gerakan Rakyat Kalitim Bersatu (GRKB) Wahdiat Alghazali menyorot tajam peristiwa tumpahan minyak di Teluk Balikpapan. Menurutnya, Pertamina seharusnya dapat mengantisipasi lebih dini putusnya pipa bawah laut jika memiliki alat dan sistem deteksi dari tiap instalasinya.
"Bayangkan, masa sistem yang ada di suply base tidak memiliki alat deteksi termasuk flow in-take yang ada di kilang," kata Wahdiyat melalui keterangan tertulisnya, Senin (9/4/2018).
Jika tumpahan ini sampai mencapai 200.000 barel, maka sama saja Pertamina tidak memiliki alat deteksi kebocoran atau minimal data Production planning harus sudah mengetahui jika suplai tidak diterima berarti ada kebocoran.
Di tempat terpisah, anggota Komisi VII DPR RI Dapil Kaltimra, Ihwan Datu Adam menyatakan bahwa tumpahan minyak ini akibat kelalaian dari Pertamina, dan Pertamina wajib mempertanggungjawabkan atas insiden ini, terutama segera berusaha melakukan lokalisir minyak yang ada.
"Insiden ini bukti bahwa Pertamina masih belum maksimal menjalankan fungsi safety and enviromental dan sistem monitoring deteksi kebocoran instalasi," paparnya.
Pemerintah, Lanjut Ihwan, hendaknya memberi teguran keras terhadap jajaran Pertamina UP V untuk lebih meningkatkan sistem deteksi instalasi.
Tentunya bukan hanya Balikpapan saja yang dirugikan, tetapi PPU juga mendapatkan dampaknya. Tumpahan minyak ini dapat merusak habitat mangroove yang ada di PPU. Selain itu banyak nelayan budidaya ikan mengalami kerugian akibat tumpahan minyak ini. Menurutnya sudah saatnya Pertamina harus meningkatkan sistem deteksi dini bencana.