Timur tengah memanas

Saling Serang Iran - Israel

Laporan: Tim Redaksi
Sabtu, 20 April 2024 | 08:35 WIB
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)
Ilustrasi (SinPo.id/Wawan Wiguna)

Serangan Iran ke Israel itu disebut sebagai tindakan balasan akibat serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada Senin, awal April 2024 lalu. Pemerintah Iran telah mempertimbangkan sebelum menggelar serangan langsung ke Israel.

SinPo.id -  Ratusan drone dan rudal meluncur dan memprorakporandakan sejumlah kawasan Israel Minggu malam 14 April 2024 pekan lalu. Juru bicara pasukan pertahanan Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari mengungkapkan sejumlah serangan di wilayahnya menyebabkan kerusakan pada salah satu fasilitas militer Israel.

Sedangkan Layanan darurat Magen David Adom (MDA) menyebut seorang gadis mengalami luka kepala parah akibat pecahan dari misil penghalang yang diluncurkan untuk menghentikan proyektil Iran.

"Rezim di Iran mengirimkan sekelompok besar lebih dari 200 drone pembunuh, misil balistik, dan misil jelajah," kata Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters, usai penyerangan.

Seorang jurnalis Reuters di Israel mengaku mendengar dentuman keras dan ledakan yang diduga dari serangan udara tersebut. Dalam pernyataan terpisah, tentara Israel mengatakan puluhan peluncuran misil darat-ke-darat telah diidentifikasi mendekati wilayah Israel, yang sebagian besar di antaranya berhasil dicegat sebelum melintasi ke Israel.

"Puluhan jet tempur Israel saat ini sedang beroperasi untuk menangkal segala ancaman udara yang mendekati Israel," tulis pernyataan tentara Israel.

Sebuah laporan menyebutkan 31 orang dilaporkan luka akibat serangan udara Iran ke Israel. Meski belum ada laporan luka serius, namun MDA mengatakan puluhan orang tersebut terluka dan mengalami serangan panik saat menuju tempat perlindungan di tengah hujan drone dan misil.

"Tidak ada laporan tentang cedera langsung akibat serangan Iran," tulis laporan MDA.

Laporan resmi Israel menyebutkan serangan Iran menyebabkan kerusakan kecil pada pangkalan militer. Meski kantor berita resmi Iran, IRNA menyebut pangkalan udara Israel yang paling penting di Negev berhasil menjadi sasaran Rudal Kheibar.

“Gambar dan data menunjukkan bahwa pangkalan tersebut mengalami pukulan hebat,” kata tulis laporan IRNA.

IRNA mengatakan pangkalan udara di Negev digunakan Israel untuk menyerang Konsulat Iran di Damaskus pada 1 April. Serangan udara Iran itu dibalas dengan serangan pesawat tak berawak dan rudal pada Minggu 14 April 2024 pagi. Sedangkan televisi pemerintah Iran mengatakan setengah dari rudal yang diluncurkan Iran terhadap Israel berhasil mencapai sasarannya.

Namun militer Israel mengatakan sebagian besar rudal Iran berhasil dicegat ditengah serangan masih berlangsung.

**

Serangan Iran ke Israel itu disebut sebagai tindakan balasan akibat serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada Senin, awal April 2024 lalu. Media Al Jazeera melaporkan, pemerintah Iran telah mempertimbangkan sebelum menggelar serangan langsung ke Israel. Sejumlah pertimbangan itu di antaranya politik, militer, dan ekonomi.

Serangan Iran ke Israel dinilai akan berdampak pada perang regional yang lebih besar dan berpengaruh terhadap arah perang Israel di Gaza. Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyebut serangan tersebut sebagai “Janji Sejati” pemimpin tertinggi Iran, termasuk pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, menepati sumpah untuk menghukum atas serangan yang dilakukan oleh Israel dan pihak yang lainnya.

Pemerintah Iran menunjukkan pencegahan yang kuat akibat dari kebijakan yang konfrontatif dan serangan militer yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, salah satunya pembunuhan terhadap komandan penting IRGC, seperti Qassem Soleimani dan Razi Mousavi

Mengkhawatirkan Dunia

Pejabat senior Amerika Serikat (AS) menyebutkan, Israel menyerang balasan dengan meluncurkan rudal ke wilayah Iran pada Jumat 19 April 2024 dini hari. Sedangkan laporan media lokal menyebutkan beberapa ledakan terdengar di Kota Isfahan, hal itu dibuktikan keterangan penduduk distrik Zardanjan di Isfahan yang mendengar suara beberapa ledakan pada pukul 4.30 pagi, di dekat fasilitas nuklir.

Iran Press TV juga melaporkan ledakan terdengar di dekat pusat kota, hal itu membuat beberapa dialihkan melalui wilayah udara Iran pada Jumat pagi dialihkan.

Media Suwayda24 melaporkan awal ledakan keras di wilayah selatan Provinsi Suwayda, Suriah. Selain itu pesawat tempur menggelar serangan udara di lokasi militer antara Provinsi Daraa dan Suwayda. Sky News Arabia juga melaporkan intensitas penerbangan pesawat tempur di Erbil dan Mosul, Irak.

Sebelumnya pada Kamis 18 April kemarin  Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian memperingatkan Israel agar tidak mengambil tindakan militer apa pun.  Pernyataan itu merujuk pada serangan Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Damaskus, Suriah. "Kami telah mengumumkan ke Gedung Putih, mengirim pesan ke Gedung Putih dan Washington DC, pemerintahan kami telah menegaskan kembali bahwa jika rezim Israel melakukan kesalahan besar sekali lagi, tanggapan kami akan tegas, definitif," ujar Hossein.

Sedangkan Komandan militer Israel, Letjend Herzi Halevi mengatakan pasukannya dalam kondisi “siaga tertinggi” dan sedang dalam proses “menilai situasi lebih dekat” terkait respons yang akan diberikan atas serangan tersebut.

“Iran akan mendapat konsekuensi atas tindakannya. Kami akan memilih respons yang sesuai. IDF tetap siap untuk membalas ancaman apa pun dari Iran dan proksi terornya, sementara kami melanjutkan misi kami untuk mempertahankan negara Israel,” ujar Halevi dalam sebuah keterangan video, Senin, 15 April 2024.

Saling serang Iran dan Israel menimbulkan kekhawatiran di luar kawasan  Timur Tengah. Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada hari Selasa, 16 April mengatakan segera  bertolak ke Tel Aviv untuk membantu de-eskalasi situasi setelah serangan tersebut. sedangkan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi dalam kesempatan yang sama juga menyatakan bahwa negaranya yang berbatasan langsung dengan Israel itu tidak akan membiarkan Israel maupun Iran “mengubah Yordania menjadi medan perang.”

Safadi meminta seluruh komunitas global untuk menekan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk tidak menanggapi dan menjerumuskan kawasan ke dalam spiral perang yang baru.

“Bukan rahasia lagi bahwa kebijakan perdana menteri Israel bertujuan untuk memperluas konflik demi meringankan tekanan yang terus meningkat terhadapnya secara global sebagai akibat dari pembunuhan, perang, dan penghancuran yang dilakukannya di Gaza,” ujar Safadi.

Terkait keterlibatan Yordania dalam menghalau serangan rudal Iran ke Israel, Safadi menjelaskan bahwa situasi saat itu “dipercaya sebagai ancaman terhadap keselamatan penduduk Yordania yang posisinya terletak di tengah-tengah.”sinpo

Sementara itu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam negara-negara Barat yang dituduh telah menerapkan standar ganda terkait konflik antara Iran-Israel. Erdogan juga mengatakan pemerintah Turki akan melanjutkan upaya diplomatiknya untuk meredakan ketegangan di kawasan tersebut.

“Serangan Israel terhadap misi Iran di Damaskus yang melanggar hukum internasional dan Konvensi Wina, merupakan tindakan terakhir. Selain beberapa negara, tidak ada yang bereaksi terhadap sikap agresif Israel yang menginjak-injak praktik internasional,” ujar Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi setelah rapat Kabinet pada hari Selasa, 16 April lalu.

Menurut Erdogan, mereka yang tetap diam terhadap sikap agresif Israel segera mengecam tanggapan Iran. Ia menyebut tanggung jawab utama atas ketegangan di kawasan itu ada pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. “Kami percaya bahwa pernyataan apa pun yang tidak mengakui kebenaran ini tidak akan ada gunanya bagi upaya untuk mengurangi ketegangan,” katanya.

Erdogan juga menuduh Netanyahu meningkatkan ketegangan untuk memperpanjang kehidupan politiknya. Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Rabu, 17 April mengatakan dia menghargai dukungan internasional dalam membela Israel dari serangan Iran minggu ini, namun menyatakan bahwa negaranya akan membuat keputusannya sendiri.

“Mereka juga memberikan berbagai saran dan nasihat. Saya menghargai semuanya, tapi saya ingin menjelaskan bahwa kami akan membuat keputusan sendiri dan negara Israel akan melakukan semua yang diperlukan untuk mempertahankan diri," ujar Benjamin.

 Amerika Serikat (AS) mendesak Israel untuk menahan diri dan menghindari eskalasi konflik di Timur Tengah. Pasalnya, pemerintah Israel kini sedang mempertimbangkan bagaimana menanggapi serangan Iran.  Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan Washington berkomitmen membela pertahanan Israel.  “Saya telah menjalin komunikasi yang erat dengan para pihak di kawasan dan akan terus melakukannya dalam beberapa jam dan hari ke depan,” ujar saat pertemuan dengan Deputi Perdana Menteri Irak Mohammed Ali Tamim pada hari Senin, pertengahan April 2024.

Ia mengatakan terus mengoordinasikan respons diplomatik dalam 36 jam sejak serangan Iran dilancarkan. “Kami tidak mencari eskalasi, tetapi akan terus mendukung pertahanan Israel dan melindungi personel kami di wilayah tersebut,”  ujar Blinken.

Sikap Indonesia

Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono berharap Indonesia berperan mendinginkan tensi Iran dan Israel.  Ia berharap Indonesia bisa menjadi negara yang bisa mengajak negara di Timur Tengah untuk tidak bertikai.

"Kita tentu tidak akan pernah berhenti meyerukan pesan-pesan perdamaian kepada semua pihak," kata Dave awal pekan lalu.

Menurut dia, serangan militer ke wilayah pemukiman tidak dapat dijustifikasi, sehingga Indonesia wajib menyerukan agar tidak ada lagi serangan-serangan lanjutan yang dapat memperburuk situasi.

Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi menilai akan ada sejumlah dampak negatif dari serangan Iran kepada Israel. Sehingga pemerintah Indonesia diminta mengantisipasi efek buruk tersebut.

"Bila tidak terelakkan, tentu Indonesia harus bersiap, utamanya kesiapan rantai pasokan minyak dari Azerbaijan dan Saudi menghadapi kemungkinan konflik di Selat Hormuz," kata Bobby.

Bobby menekankan Indonesia tidak ingin ada konflik militer di wilayah tersebut. Namun, antisipasi perlu disiapkan jika konflik ini menjadi berkepanjangan. Menurut Bobby, ada sejumlah hal yang akan terdampak dari hubungan memanas antara Israel dan Iran. Antara lain, harga minyak, kurs dolar ke rupiah, hingga pasokan komoditas impor.

"Harga minyak impor, ke Pertamina, kurs dolar ke Indonesia rupiah, dan rantai pasokan komoditas impor, seperti gandum dan lain-lain," kata Bobby menjelaskan.

Salah satu saran yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah melindungi atau hedging nilai tukar rupiah. "Hedging terhadap dolar juga harus mulai dilakukan agar cadangan devisa tidak tergerus dalam hal exposure utang luar negeri," katanya.

Meski begitu, Bobby yakin Indonesia tidak akan terlalu terdampak. Kondisi itu terjadi karena Indonesia menerapkan politik luar negeri yang bebas aktif. (*)

BERITALAINNYA
BERITATERKINI