Komisi I DPR RI Sidak RSPAD Tuntaskan Masalah Dokter Terawan

Laporan:
Kamis, 05 April 2018 | 12:19 WIB
Foto: Adrian Pratama
Foto: Adrian Pratama

Jakarta sinpo.id - Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari secara mendadak mengajak jajaran Anggota Komisinya menyambangi dokter Terawan Agus di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (4/4/2018) siang.

“Saya kira kita dalam dua hari ini kita dikejutkan dengan putusan Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK), terkait dengan apa yang ada di RSPAD, dalam hal ini dokter Terawan untuk memberikan support moral sekaligus memberikan pesan pada khalayak, bahwa ada hal-hal yang berkaitan dengan temuan terbaru,” ujar Kharis di Ruang Rapat Gedung RSPAD Gatot Subroto.

Politisi asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menuturkan, bahwa berita yang telah viral akhir-akhir ini di sosial media akhirnya mendapat kejelasan bahwa sebenarnya penjelasan sesungguhnya belum mendapatkan keputusan apapun dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). 

Kedatangan Komisi I, kata oleh Politisi asal Solo tersebut, sebagai Mitra Komisi bersama Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang membawahi RSPAD Gatot Subroto.

“Kenapa kami datang, karena RSPAD merupakan mitra kami dibawah Kemenhan yang sampai hari ini ternyata belum ada keputusan apapun sebagaimana yang beredar informasi, bahwa dokter Terawan telah dipecat atau diberhentikan,” jelasnya. 

Selanjutnya, Kharis menjelaskan, terkait keputusan yang diterima tersebut, seharusnya rekomendasi dari MKEK bersifat rahasia. Tapi karena sesuatu yang rahasia tersebut malah disebarkan, ini nantinya akan menjadi sebuah masalah terkait dengan UU ITE. 

Di sisi lain, dokter Terawan yang didatangi oleh Komisi I DPR RI merasa sangat terhibur. Pasalnya ia merasa sedih dan hanya ingin bekerja yang terbaik untuk bangsa dan negara. 

Lebih lanjut, dengan bicara sedikit terbata-bata, Kepala RSPAD Gatot Soebroto, Mayjen dr. Terawan Agus Putranto merasa bingung dengan pemecatannya yang dilakukan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). 

“Saya tidak menanggapi surat itu, karena memang saya tidak terima suratnya. Sampai detik ini saya tidak mendapatkan surat (pemecatan dari IDI) yang ditujukan ke saya,” ungkap Terawan.

Dari kabar yang sempat beredar, dokter Terawan dipecat karena melakukan sejumlah pelanggaran etik yakni mengiklan, memuji diri, serta menjanjikan kesembuhan kepada pasien.

Metode penyembuhan dokter Terawan yakin Digital Subtraction Angiography (DSA) atau cuci otak juga jadi persoalan karena berbeda dengan dokter-dokter yang lain. 

Menurutnya, tuduhan melanggar etik itu tidak tepat karena bertolak belakang dengan karirnya di organisasi dokter militer dunia atau International Committee on Military Medicine (ICMM), yang menaungi 114 negara.

“Saya juga bingung bagaimana reputasi saya seorang pimpinan dokter militer dunia dituduh tidak punya etika. Sebenarnya itu sangat menyakitkan untuk diri saya. Ini berkaitan karena tuduhannya etik, saya bingung membawa nama negara tapi diperlakukan seperti itu,” tandas Terawan.

TAG:
Komisi I
BERITALAINNYA
BERITATERKINI