Cerita Ibu Starling Cari Cuan di Tengah Gempuran Kedai Kopi Modern Pelabuhan Merak
SinPo.id - Seorang wanita penjaja kopi keliling atau starling, menjajakan minuman kepada para pemudik di Pelabuhan Merak. Dia memanggul barang bawaan yang ditaruh dalam satu wadah berisi minuman sachet dan termos.
Ibu itu berkeliling mulai dari Dermaga Eksekutif hingga ke Dermaga Reguler Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten. Tak kenal lelah, dia mencari nafkah di tengah gempuran sejumlah kedai kopi modern.
Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak merupakan salah satu tempat menunggu penumpang untuk menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni. Pemerintah membuat tempat ini senyaman mungkin bagi para penumpang. Berdiri Sosoro Mall di area tersebut.
Angkutan Sungai dan Penyeberangan (ASDP) masih memperbolehkan pedagang kecil, seperti Eva untuk berjualan. Syaratnya harus membayar uang retribusi sebesar Rp 40 Ribu sebulan atau Rp 480 Ribu setahun. Biaya retribusi ini dibayar langsung di awal.
Setelah membayar uang retribusi, dia mendapat rompi berwarna merah yang diberikan pihak ASDP. Dia dipersilakan berjualan di Dermaga Eksekutif dan Reguler Pelabuhan Merak.
"Saya membayar Rp 40 Ribu sebulan. Harus bayar langsung setahun. Yang sudah bayar boleh jualan," kata dia di Dermaga Eksekutif Pelabuhan Merak pada Jumat 5 April 2024.
Dia mengungkapkan para pedagang yang membayar uang retribusi itu tercatat ada sembilan orang. Sementara itu, ada pedagang yang tidak membayar retribusi atau pedagang ilegal tetap memaksa untuk berjualan di area tersebut.
"Yang terdaftar di sini ada sembilan yang lain tidak," ujarnya.
Sehingga, tak hanya bersaing dengan kedai kopi modern, tetapi dia juga harus berhadapan dengan para pedagang ilegal.
Untuk harga kopi, kata dia, tidak terlalu mahal. Hanya cukup mengeluarkan uang senilai Rp 5 Ribu. Ini cukup murah jika dibandingkan dengan harga kopi di Kedai Kopi Modern yang dijual sekitar Rp 30 Ribu.
"Saya mah Rp 5 Ribu per gelas. Murah-meriah," tuturnya.