BATIK AIR

Batik Air Nonaktifkan Pilot yang Tertidur saat Terbang

Laporan: Tio Pirnando
Sabtu, 09 Maret 2024 | 21:17 WIB
Ilustrasi pilot (SinPo.id/ Pixabay)
Ilustrasi pilot (SinPo.id/ Pixabay)

SinPo.id - Manajemen Batik Air menonaktifkan pilot dan kopilot yang tertidur saat sedang bertugas membawa pesawat dari Bandara Halu Oleo, Kendari, menuju Bandara Soekarno-Hatta, Banten. 

Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, keputusan itu merupakan bentuk keseriusan perusahaan terhadap pentingnya aspek keselamatan serta dalam rangka menjalankan investigasi yang menyeluruh. 

"Pada 26 Januari 2024, Batik Air mengambil tindakan preventif dengan menonaktifkan (membebastugaskan) sementara pilot penerbangan nomor ID-6723, rute Kendari ke Jakarta yang bertugas pada 25 Januari 2024," kata Danang dalam keterangannya, Sabtu, 9 Maret 2024. 

Danang memastikan, pihaknya juga menerapkan seluruh rekomendasi keselamatan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), agar Batik Air memperkuat program pembinaan dan meningkatkan prosedur keselamatan operasional penerbangan terhadap semua awak pesawat. 

"Dengan kebijakan waktu istirahat yang memadai, Batik Air menekankan kembali pemahaman akan pentingnya memaksimalkan waktu istirahat bagi awak pesawat agar tetap dalam kondisi prima sebelum melaksanakan tugas terbang," ucap Danang. 

Menurut dia, hal itu penting penting dalam upaya selalu mempertahankan standar tertinggi dalam keselamatan penerbangan.

"Batik Air berkomitmen untuk selalu berkoordinasi dengan Regulator, awak pesawat dan pihak-pihak terkait (berwenang) lainnya dalam meningkatkan standar keselamatan penerbangan," kata Danang.

KNKT, sebelumnya merilis laporan investigasi atas insiden pilot dan kopilot Batik Air yang tertidur selama penerbangan Kendari-Jakarta selama 28 menit. 

Dokumen investigasi ini dirilis pada 27 Februari dan ditandatangani oleh Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono pada akhir Februari 2024. 

Pesawat Batik Air Airbus A320 dengan kode registrasi PK-LUV dijadwalkan untuk terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang menuju Bandara Halu Oleo, Kendari dan sebaliknya. 

Ketika penerbangan kembali ke Jakarta dari Kendari, pesawat dengan nomor penerbangan BTK6723 dikomandoi kopilot yang bertugas sebagai pilot yang menerbangkan pesawat (pilot flying). 

Setelah lepas landas, setengah jam kemudian kapten pilot (pilot monitor) meminta izin untuk istirahat. Lalu kopilot pun mengerjakan tugas sebagai pilot monitor sekaligus pilot flying.

Komunikasi masih terjalin dengan pemandu lalu lintas udara seperti soal cuaca dan status penerbangan. Hingga pada pukul 02.11 atau sekitar 28 menit setelah transmisi dengan pilot terakhir, kapten pilot terbangun dan sadar bahwa pesawat tidak berada di jalur penerbangan yang seharusnya.

Kemenhub pun memberikan teguran keras kepada Batik Air atas insiden tertidurnya pilot dan kopilot Batik Air tersebut. Bagi kru BTK6723 telah di-grounded sesuai SOP internal untuk investigasi lebih lanjut. 

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga akan mengirimkan inspektur penerbangan yang menangani resolusi of safety issue (RSI) untuk menemukan akar permasalahan dan merekomendasikan tindakan mitigasi terkait kasus ini kepada operator penerbangan dan pengawasnya.sinpo

Komentar: